[caption caption="Google's Image"][/caption]
Sederhana saja.
Seperti katamu, bahwa kata-kata yang kita lontarkan ke benak udara adalah doa.
Mungkin, seperti air yang menguap.
Lindap ke langit-langit menggumpal awan agar hujan turun kelak, kataku saat itu.
Bagaimana jika kemarau datang?
Maukah Kau tetap merapalnya?
Karena hujan telah dipastikan tak ‘kan turun selama musim itu, tanyaku tiba-tiba.
Mungkin wajahmu disana terhenti di simpang kesima,
karena dimusim itu akan terlalu banyak dahaga.
Kalau begitu akan aku pastikan tak ada kemarau dalam doaku, jawabmu.
Dan karena Tuhan tahu doaku tak bermusim untukmu.