Lihat ke Halaman Asli

KASTRAT BEM FEB UNAIR

departemen kastrat

Gig Economy: Melalui Kacamata Para Pegaitnya

Diperbarui: 16 November 2023   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Dewasa ini istilah freelance atau pekerja lepas telah ramai beredar di masyarakat. Model pekerjaan baru yang menawarkan fleksibilitas dan efisiensi serta efektivitas waktu pekerjanya membuat model ini banyak diminati oleh masyarakat. Tentu saja, layaknya dua sisi pada koin yang sama, gig economy memiliki suka dan dukanya tersendiri.

Hal itulah yang dirasakan oleh ilustrator freelance, Tuhfahtu Hasanah. Gadis yang kerap disapa Uhfa itu merupakan mahasiswa semester 3 Program Studi Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta. Di samping berkuliah, Uhfa juga aktif dalam bagian Media Komunikasi Klub Bahasa Jerman di kampusnya. 

Selain pegiat freelance kreatif, pengemudi ojek online juga mengalami suka dan duka dari gig economy. Nurachman, yang sudah menggeluti pekerjaannya sebagai pengemudi ojek online selama 3 tahun, juga memiliki berbagai kisah tersimpan dalam setiap perjalanannya.

Bulan Oktober (2023) lalu, Tim Kajian Departemen Kastrat BEM FEB UNAIR berkesempatan langsung untuk bertukar cerita bersama kedua pelaku gig economy itu dan mencari tahu tentang bagaimana gig economy berjalan di lapangan.

Menginjakkan Kaki dalam Dunia Pekerjaan Lepas

Media sosial menjadi pemantik bagi Uhfa untuk merintis karirnya di dunia freelance. Dari X (dulunya Twitter) ia dikenalkan pada sistem tagar khusus yang mengekspos para penggunanya kepada dunia bisnis yang nyaris tidak terbatas. Dalam tagar itu, para pengguna menjajakan jasanya melalui akun-akun bisnis, mulai dari jasa yang rumit, seperti desain dan ilustrasi, hingga yang paling sederhana, seperti jasa penjualan pulsa dan aplikasi premium.

Uhfa, yang notabenenya telah menggeluti skill desain sejak SMP, memutuskan untuk mencoba terjun dalam sistem bisnis itu. Rezeki memang tidak kemana, jasa yang ia tawarkan mendapat perhatian pengguna X dan sejak saat itu ia tekun mengembangkan skill dan jasanya.

"Sebenarnya awalnya aku hanya iseng, tetapi akhirnya berkembang juga sampai sejauh sekarang," ujar Uhfa.

Berbeda dengan Uhfa, sebelum menjadi pengemudi ojek online, Nurachman sempat bekerja di Holland Bakery sebagai petugas administrasi yang kesehariannya meng-input berbagai informasi. Akan tetapi, dikarenakan adanya satu dan lain hal, Nurachman terpaksa keluar dari pekerjaannya itu dan beralih menjadi pengemudi ojek online.

"Mau enggak mau saya harus cari sumber penghasilan lagi," tukas Nurachman.

Sistem Upah yang Sering Jadi Perdebatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline