Lihat ke Halaman Asli

Karnita

TERVERIFIKASI

Guru

Festival Ciliwung Ajak Semua Bersama Pulihkan Sungai

Diperbarui: 19 Agustus 2025   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wakil Wali Kota Depok dan Pertamina lepas Flag off Final River Race di Festival Ciliwung 2025,  Minggu (10/8).(DOK. Humas Pertamina) 

Festival Ciliwung Ajak Semua Bersama Pulihkan Sungai

“Sungai bukan sekadar air, tetapi nadi kehidupan kota.”

Oleh Karnita

Pendahuluan

Suasana bantaran Sungai Ciliwung di Depok, Ahad (10/8/2025), tampak hidup dengan semangat warga yang mengikuti Festival Ciliwung 2025, seperti diberitakan Kompas.com. Festival ini menghadirkan berbagai aktivitas edukatif dan aksi nyata untuk pemulihan Sungai Ciliwung, menegaskan urgensi menjaga sungai strategis nasional. Keikutsertaan masyarakat menjadi penting karena kondisi sungai mencerminkan kesadaran kolektif terhadap lingkungan.

Festival yang diselenggarakan KLH bersama Pemkot Depok, Pertamina, dan PGN Gas Indonesia ini menarik perhatian penulis karena menunjukkan contoh konkret kolaborasi pentahelix dalam mengatasi permasalahan ekologis perkotaan. Kegiatan ini tidak hanya edukatif tetapi juga membangun rasa kepemilikan warga terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya acara ini, relevansi edukasi lingkungan semakin penting di tengah urbanisasi dan meningkatnya tekanan terhadap ekosistem sungai.

Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Rasio Ridho Sani, menekankan bahwa pencemaran berasal dari sampah rumah tangga dan limbah industri. Festival ini memberi momentum untuk mendorong kesadaran masyarakat sekaligus mendukung pembangunan fasilitas pendukung sungai multifungsi. Penulis tertarik menggali dampak sosial, ekonomi, dan budaya dari pemulihan sungai ini, agar pengalaman di Depok dapat menjadi contoh skala nasional.

Tantangan Pencemaran dan Dampak Ekologis

Sungai Ciliwung menghadapi tekanan dari pencemaran domestic waste dan limbah industri yang terus meningkat. Hal ini memerlukan perhatian serius karena kualitas air yang menurun berdampak langsung pada kesehatan warga dan ekosistem. Festival Ciliwung 2025 menekankan pentingnya edukasi serta kolaborasi lintas sektor untuk memitigasi dampak tersebut. Pesan yang disampaikan jelas: tanpa partisipasi masyarakat, upaya pemerintah tetap terbatas.

Pemulihan ekologis membutuhkan strategi yang berkelanjutan, termasuk pengelolaan sampah, pemeliharaan fasilitas, dan pengawasan kualitas air. Penulis menilai, integrasi pendekatan pentahelix—pemerintah, masyarakat, akademisi, bisnis, dan media—adalah model efektif untuk menciptakan perubahan nyata. Refleksi ini penting agar kota lain dapat meniru strategi yang berhasil. Dampak ekologis bukan hanya lingkungan, tetapi juga membentuk kualitas hidup warga dan nilai ekonomi sungai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline