Lihat ke Halaman Asli

Selamatkan Generasi Alpha dari Budaya 'Ndiluk'

Diperbarui: 7 Agustus 2017   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ilustrasi blog.caplin.com

SEPAGI itu, sekitar pukul 05.30, Felix (nama fiksi) sudah berada di selasar rumah. Seperti biasa, dan sudah menjadi rutinitas. Smartphone dengan merek ternama itu selalu melekat di antara dua tangannya. Entah apa yang dilihat dalam layar gawainya. Yang jelas, dunia seakan milik dia dan telepon pintar yang ada di genggamannya. Selalu ndiluk, mandengaiHaPe. Jangankan menyapa tetangga yang lewat depan rumahnya. Disapa pun terkadang dia tidak mendengar.

Felix merupakan generasi Y atau generasi millennial, generasi yang lahir antara tahun 1981-1994. Saat ini, usia Felix 28 tahun lebih tujuh bulan. Sebentar lagi memasuki usia puncak generasi Y, 29 tahun. Felix sudah memiliki anak satu. Usianya sekitar empat tahun. Bagian dari generasi Alpha, generasi yang lahir pada tahun pelantikan bupati Fathul Huda dan wakil bupati Noor Nahar Hussein periode pertama, 2011. Generasi yang saat lahir sudah langsung hidup berdampingan dengan dunia digital.

Karena kebiasaan ayah yang setiap pagi bermesraan dengan HaPe, sang anak pun tak mau kalah. Namanya saja horang kaya. Meski si anak baru berusia empat tahun, dia sudah memiliki ponsel pintar sendiri. Tak heran, karena kebiasaan tersebut, komunikasi anak sama bapak selalu indiluk:

Anak: Yah... (sambil mandengi HaPe)

Ayah: Hmmm... (jawab sambil mandengi HaPe)

Anak: Ayah nggak kerja? (tetap sambil mandengi tabletnya)

Ayah: Sekarang kan hari Minggu. Kerja libur. (jawabnya santai dan masih mandengi HaPe).

Sang anak tiba-tiba berdiri dan melihat HaPe ayahnya.

Anak: Apa itu yah? (tanya anak sambil mandengi HaPe bapake)

Mengetahui anaknya tiba-tiba sudah ada di sampingnya, si Ayah langsung buru-buru mengganti cannel pada layar HaPe-nya.

Ayah: Ayah lagi baca berita (jawabnya sambil masih mandengi HaPe yang sudah diganti cannel).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline