Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Dua Raga Satu Jiwa

Diperbarui: 6 Juni 2021   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Berapa banyak perih menghampiri, silih berganti mencipta luka menumbuhkan pedih. Betapa tangan-tangan kejam ingin memisahkan, berharap raga kita saling melupakan. 

Pernah menjauh hingga senyumupun aku tak tahu, mimpi dirampas agar kita tak menyatu dalam hayal. Tapi jarak pun takhluk kepada setia, mimpi-mimpi malam tetap menjaga sebentuk hayal tetap bermahkota.

Kita hanya dua raga, dua gelora memelihara asa, dua keinginan agar masa adalah pembuktian, jiwa kita telah menemukan telaga, tempat membasuh ketika raga dan jiwa ingin berjumpa.

Dua raga namun hanya satu jiwa, menerima kekurangan dan kelebihan sebagai bumbu waspada. Tetap terjaga, senantiasa perhatikan langkah. Sesunggunya para durjana tengah berlomba membisikan curiga.

*****

Baganbatu, juni 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline