Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Demokrasi di Ujung Lidah

Diperbarui: 30 Juni 2019   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kata pertama setelah nyata kalah adalah "pengakuan". Bukan hanya pada lawan, bukan pada kerumunan. Tapi pengakuan pada diri sendiri, mengakui ini bagian demokrasi. Itu yang termaktub dalam kitab-kitab para patriot sejati

kata pertama setelah keputusan adalah ucapan"selamat." Bukan hanya untuk konsumsi televisi, tidak juga sekedar basa-basi. ucapan adalah bukti bagi para ksatria, pengakuan adalah tanda jiwa yang mumpuni

Bila demokrasi hanya di ujung lidah, sementara hati masih di penjara rasa tak terima, kata dan ucapan bagai embun di sapu matahari, sekedar pengakuanpun akhirnya tak berani. Mungkin nanti, nanti,atau nanti,  sampai basi

Mau di bawa kemana harga diri, hendak di olah seperti apa demokrasi. Lima tahun lagi kembali terjadi, lima tahun lagi tetap tak berani. Demokrasi hanya permainan kata, demokrasi hanya mengelabuhi fakta. Demokrasi di ujung lidah

Bagan batu 30 juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline