Lihat ke Halaman Asli

Kane Dhanya Vessantara

Pelajar di Kolese Kanisius,Jakarta

Kekalahan Manchester United di Final Europa League : Apakah Awal Mula Dari Era Kegelapan Klub Raksasa Ini ?

Diperbarui: 22 Mei 2025   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada 21 Mei 2025, Manchester United kembali menelan pil pahit dalam sejarah panjang mereka. Bertanding di San Mams, Bilbao, Setan Merah harus mengakui keunggulan Tottenham Hotspur dengan skor tipis 01 dalam final UEFA Europa League. Gol tunggal dari Brennan Johnson yang dibantu oleh defleksi tak sengaja dari Luke Shaw cukup untuk meruntuhkan harapan jutaan fans di seluruh dunia yang menginginkan satu satunya trofi penyelamat musim ini.

Kemenangan yang Layak untuk Spurs, Kekalahan yang Menyayat untuk United

Tottenham tampil pragmatis. Hanya memiliki tiga tembakan sepanjang laga, mereka menunjukkan efisiensi mematikan. Sebaliknya, Manchester United yang mendominasi penguasaan bola gagal menunjukkan ketajaman di lini depan. Peluang demi peluang berakhir sia sia, bahkan ketika para pemain seperti Amad Diallo mencoba menusuk pertahanan Spurs.

Ini bukan hanya soal kalah di final. Ini soal gagal total menyelamatkan musim yang kacau balau.

Musim Tanpa Gelar dan Tanpa Identitas

Kekalahan ini menandai musim tanpa trofi bagi Manchester United. Lebih buruk lagi, mereka dipastikan tidak akan bermain di kompetisi Eropa musim depan, sebuah tamparan keras bagi klub dengan sejarah panjang di benua biru. Dalam 14 pertandingan di Europa League musim ini, United belum pernah kalah hingga malam final itu.

Kini, sorotan tertuju pada pelatih Ruben Amorim. Ia secara terbuka menyatakan siap mundur jika dewan klub atau fans merasa dirinya bukan orang yang tepat. Namun, ia juga menegaskan tak akan menyerah begitu saja. "Saya masih percaya pada rencana saya," katanya dalam konferensi pers pasca laga.

Krisis Lebih Dalam dari Sekadar Kekalahan

Media internasional tak segan memberi cap "memalukan" pada penampilan United. Beberapa menyebut mereka "benar benar tak bernyawa," sementara yang lain menyoroti kurangnya semangat juang dan arah taktik yang membingungkan. Kekalahan ini seperti menjadi cermin dari krisis identitas yang lebih dalam sebuah klub raksasa yang kehilangan arah, kehilangan taji, dan kehilangan kepercayaan.

Apakah Ini Titik Balik Menuju Era Kegelapan?

Sejarah membuktikan bahwa bahkan klub terbesar bisa jatuh. Pertanyaannya kini: apakah kekalahan ini hanya sebuah kemunduran sementara, atau awal dari era kegelapan yang lebih panjang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline