Lihat ke Halaman Asli

Weekly Photo Challenge: Shooting Angle

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13440135151729324102

"Fotoku sih biasa-biasa saja, masih jauh dari bagus," demikian berkali-kali ada beberapa rekan yang berkata saat diminta menunjukkan hasil jepretannya. Apa yang salah? Tidak ada yang salah, karena yang dipotret adalah objek yang menarik, dengan pencahayaan baik, dan komposisi tertata rapi. Ternyata sudut pengambilan yang membuatnya jadi terlihat datar-datar saja.

[caption id="attachment_204485" align="aligncenter" width="504" caption="Classic shooting angle: eye child. (Widianto Didiet/Album Kampret)"]

13440160861611772597

[/caption]

Lalu apa yang membuat foto yang baik dan benar itu menjadi biasa-biasa saja? Tak jarang kita kurang menjelajahi setiap kemungkinan sudut pengambilan foto. Sudut bidikan mana yang paling baik untuk menghasilkan komposisi gambar yang ciamik? Semua sudut pengambilan dapat menghasilkan gambar yang benar. Tapi sepertinya hanya ada satu dua sudut yang memberikan sensasi tersendiri bagi foto kita, tak jenuh dipandang, dan meninggalkan memori di kepala.

[caption id="attachment_204486" align="aligncenter" width="504" caption="Low Angle (Yswitopr/Album Kampret)"]

13440162271758645075

[/caption]

Lalu apa dong? Ah, semoga tak bingung ya. Cobalah untuk berlatih kembali memotret dari sudut-sudut yang 'tak biasa' kita lakukan atau 'tak biasa' orang banyak melakukannya. Ambil dan lihat lagi foto-foto lama yang sudah pernah kita buat. Bayangkan seandainya diambil dari sini, seandainya diambil dari sana, seandainya, seandainya. Lalu ambil kamera, dan rekonstruksi adegan pengambilannya berdasarkan rentetan seandainya tadi.

[caption id="attachment_204487" align="aligncenter" width="504" caption="High Angle (Ouda Saija/Album Kampret)"]

1344016371168934272

[/caption]

Jika selama ini posisi kita dalam memotret adalah berdiri di depan objek, memandang lurus kearahnya dan klik! Maka cobalah sesekali kita memotret sambil jongkok serendah-rendahnya atau kalau perlu tiarap atau terlentang. Bahkan mungkin sesekali panjat pohon pun juga bisa dilakukan. Gila memang! Tapi dari hal yang 'tak biasa' itu memang foto-foto yang 'tak biasa' pun sering dilakukan. Dan apabila harus dilakukan di tempat umum, jangan pernah malu. Rasa malu merupakan penghalang utama kita untuk mendapatkan foto yang benar-benar berbeda dari yang lainnya.

[caption id="attachment_204488" align="aligncenter" width="510" caption="Tilt-Angle (Arif Subagor/Album Kampret)"]

1344016465245684689

[/caption]

Namun juga tidak dipungkiri ada penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan. Teknik rebah terlentang mungkin tidak bisa diaplikasikan dalam food photography kecuali kita memang berniat hanya mengambil foto wadahnya saja. Mungkin, sebab dengan kreativitas yang kita miliki, bisa tercipta satu set up yang memungkinkan kita rebahan dalam menangkap imaji masakan yang dapat menerbitkan air liur orang yang melihatnya.

[caption id="attachment_204489" align="aligncenter" width="504" caption="Lost in Space Style (Ki Suki/Album Kampret)"]

13440165401080214066

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline