Lihat ke Halaman Asli

Rusdianto

tukang ketik

Pancasila di Ujung Negeri

Diperbarui: 1 Juni 2017   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini Presiden menetapkannya sebagai hari libur.  Tak ada dampak langsung memang kepada kami yang di pinggiran negeri.  Tapi setidaknya, libur sehari ini, membuat kami bisa mencari alasan lebih banyak untuk bersyukur.  

Pagi ini mandiku tak bersabun, hanya di guyur air hujan yang tertampung, deras sekali hujan pagi ini. Kukemas senyum kecut dengan doa dan harap.

Semoga saja air tidak meluap, ya beginilah hidup di kota yang jauh dari hingar bingar negara.  Yang namanya jarang masuk daftar pembangunan yang digadang penguasa.

Hanya membanggakan ucapan semu penyumbang terbesar dana negara. Meski entah apa yang di dapat dari itu semua.  Harapan dan janji saja kami tak diberinya. Tinggal sedikit sayup - sayup gelora semangat membangun bangsa.  Tapi kami di Bumi Borneo, tak ada satupun yang mengikis Nasionalisme yang melekat di hati. Mungkin kalau boleh benar banyak anak daerah yang ingin "pergi" saja dari negeri. Membaca lagi karya abadi, para pendiri negeri.  Pancasila. Ulangi.

Rusdi, anak kampung pinggiran Sungai Mahakam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline