Lihat ke Halaman Asli

SIAHAAN JUNIOR TERNAMA

aku adalah Tanah

Menarik Makna dari "Sexy Killers", Sudut Pandang Mahasiswa Sosialisme-Neomilterisme

Diperbarui: 17 April 2019   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

poster SMI - dokpri

FILM sudah diputar dimana-mana jauh hari sebelum esok hari H. Propaganda telah dilancarkan bertujuan membuat sadar yang belum paham, siapa yang baik, eh ternyata malah sama saja.

Kajian telah dikumandangkan ke telinga-telinga semua golongan, baik muda maupun tua. Besok berjuta-juta jari kelingking umat manusia Indonesia memenuhi big data semua media sosial apa saja. Gak percaya? Lihat saja!

Lalu, mendekati pukul 18.00 WIB lewat media yang menyatakan berbagai nama survei hitung cepat atau Quick qount menyatakan bahwa sudah ada pemenangnya, dilengkapi pula dengan data statistik survei pembuktian mereka. Ah, ternyata dia pemenangnya. Kalimat kecewa pada pemilih yang fanatik.

Paragraf pertama adalah puisi bebas yang terlintas dalam pikiran, lalu segera mengambil laptop untuk menuliskan dan memadunya, judulnya pun sederhana yaitu Menjelang Pemilu Paku 2019. Malam ini, hari Selasa pada Kalender masehi 16 April 2019 adalah sehari sebelum pemilihan serentak digelar di Tanah Air Indonesia.

Waktu itu Rabu tanggal 10 April 2019, aku bersama sahabat karib mengikuti forum ilmiah nonton bareng film dokumenter Watchdoc Documentary berjudul Sexy Killer atau pembunuh yang seksi.

Berlokasi di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiah Yogyakarta, dengan pemantik Dosen Fisipol UMY, Prof. Bambang Cipto dan Eko Prasetyo pendiri Social Movement Institute. Kami datang dan mengambil kursi sab kedua dari depan di sayap kiri.

Banyak sekali orang-orang muda berdatangan, ada yang gondrong dan banyak juga kaum Perempuan. Kursi penuh, melebihi kapasitas laiknya bioskop. MC pun mengumumkan dari depan agar yang berdiri dapat duduk di lantai tak jauh dari layar kanvas.

dok. Fil2017

Tanpa basa-basi seperti biasanya, Film pun langsung diputar. Sunyi, seketika juga terdengar elu-eluan ketika salah satu calon muncul.

Film ini berisikan tentang hiruk pikuk cerita pertambangan di Indonesia, khususnya tambang batubara yang terbentang luas di Kalimantan.

Tambang batubara,dimulai dan sebelum pengakhirannya selalu melanggar hak-hak manusia lemah. Ada banyak fakta-fakta dalam film ini. penyakit, kemiskinan, kematian pun akibat dari kegiatan tambang ini.

Namun, pengusaha yang berlindung secara kuat dan menempel dalam kekuasaan pemerintah, mereka santai melenggokkan lekukan badannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline