Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Drama 'Kursi Panas' Kabinet Merah Putih: Ketika Reshuffle Bukan Sekadar Ganti Menteri

Diperbarui: 9 September 2025   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Prabowo Subianto melantik sejumlah menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/9/2025). | KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA

Pergantian menteri atau yang dikenal saat ini dengan Reshuffle Kabinet Merah Putih kembali menjadi sorotan utama. Pada hari Senin, 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan kabinetnya. 

Keputusan ini datang tanpa banyak peringatan, menimbulkan spekulasi dan analisis dari berbagai pihak. Apa yang terlihat di permukaan adalah pergantian beberapa nama, namun di balik itu, ada cerita yang jauh lebih kompleks tentang strategi politik, efisiensi kinerja, dan dinamika kekuasaan. 

Reshuffle kali ini bukan sekadar mengganti wajah di kursi menteri, melainkan sebuah manuver strategis yang memiliki dampak besar bagi arah pemerintahan.

Peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana pemerintah mengambil langkah cepat dalam merespons tantangan yang ada, baik dari sisi politik maupun teknis. Kehadiran kementerian baru, misalnya, adalah sinyal bahwa ada prioritas baru yang ingin digarap oleh pemerintah. 

Hal ini juga menjadi bukti bahwa kabinet tidak bersifat statis. Ia terus bergerak dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah perubahan ini benar-benar membawa manfaat bagi rakyat, atau hanya sekadar tontonan politik yang berputar di kalangan elite?

Perombakan Strategis dan Wajah-Wajah Baru

Tepat pukul 08.45 WIB, berita mengejutkan itu dirilis. Kompas.com melaporkan bahwa Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan reshuffle pada kabinetnya. Ada empat menteri yang diganti, dan satu kementerian baru resmi dibentuk. Keputusan ini mengguncang kursi beberapa pejabat tinggi negara. 

Nama-nama seperti Budi Gunawan, Sri Mulyani, Dito Ariotedjo, Budi Arie Setiadi, dan Abdul Kadir Karding harus melepaskan jabatannya. Pergantian ini mencerminkan evaluasi kinerja dan mungkin juga pergeseran kekuatan politik di dalam koalisi pemerintahan.

Posisi Menteri Keuangan yang sebelumnya dipegang oleh Sri Mulyani kini diisi oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Keputusan ini menarik perhatian publik karena Sri Mulyani adalah sosok yang sudah sangat dikenal dan memiliki pengalaman panjang di bidang keuangan. 

Penggantiannya menunjukkan adanya keinginan untuk membawa pendekatan baru dalam pengelolaan ekonomi negara. Sementara itu, posisi Menteri Koperasi diserahkan kepada Ferry Juliantono, dan Mukhtarudin menjadi Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).

Namun, ada beberapa posisi yang masih menjadi tanda tanya. Kursi Menko Polhukam masih kosong, menunggu sosok penggantinya yang cocok. Sementara itu, pengganti Menpora Dito Ariotedjo juga belum dilantik karena masih berada di luar kota. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline