Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Merdeka dari Pemborosan, Menuju Toiletku, Ladang Amalku: Gerakan Hemat Energi Berkah dari Anak Sekolah

Diperbarui: 15 Agustus 2025   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah seorang siswi SD Plus Al Ghifari Kota Bandung sedang mempergunakan kran air toilet sekolah. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Melihat Kebiasaan Buruk: Tantangan di Balik Pintu Toilet

Sebagai seorang guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di SD Plus Al Ghifari Kota Bandung, saya sadar bahwa pelajaran tentang lingkungan tidak hanya ada di buku. Justru, pelajaran paling berharga sering kali muncul dari hal-hal kecil di sekitar kita. 

Salah satu tantangan terbesar yang kami hadapi adalah kebiasaan buruk yang sering terlihat di toilet sekolah. Banyak siswa, tanpa sadar, melakukan pemborosan energi yang sebenarnya sangat merugikan. Saya dan rekan-rekan guru lainnya sering melihatnya secara langsung.

Setiap kali saya melewati area toilet di pagi hari, saya sering mendapati lampu-lampu masih menyala terang. Meskipun cahaya matahari sudah cukup untuk menerangi ruangan, lampu-lampu itu tetap dibiarkan menyala. 

Pemborosan listrik ini bukan hanya terjadi sekali, tapi hampir setiap hari. Listrik yang terbuang sia-sia ini adalah sumber daya yang seharusnya bisa digunakan lebih bijak. Saya tahu, ini bukan karena mereka sengaja, tapi lebih karena belum terbentuknya kesadaran.

Selain lampu, masalah pemborosan air juga sangat nyata. Kebanyakan siswa sering lupa menutup kran air dengan rapat setelah mencuci tangan atau berwudu. 

Tetesan demi tetesan air yang terus jatuh dari kran yang bocor atau tidak tertutup sempurna itu, jika dikumpulkan, jumlahnya bisa sangat besar dalam sehari. Air adalah sumber daya yang sangat berharga, dan membiarkannya terbuang percuma adalah tindakan yang kurang bijak.

Kebiasaan buruk ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada biaya operasional sekolah. Meskipun terlihat kecil, pemborosan air dan listrik yang terus-menerus bisa meningkatkan tagihan bulanan sekolah. 

Dengan kata lain, uang yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli buku baru atau memperbaiki fasilitas lain, terpaksa harus digunakan untuk membayar biaya pemborosan yang tidak perlu. Ini adalah kerugian yang seharusnya bisa kita hindari bersama.

Saya menyadari, mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Diperlukan waktu, kesabaran, dan pendekatan yang tepat. Saya dan rekan-rekan guru lainnya di SD Plus Al Ghifari percaya bahwa pendidikan lingkungan harus dimulai dari hal-hal yang paling dekat dengan keseharian siswa.

Toilet sekolah adalah tempat yang sangat ideal untuk memulai. Toilet yang bersih dan nyaman adalah awal yang baik, tetapi toilet yang juga hemat energi adalah langkah menuju kebaikan yang lebih besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline