Lihat ke Halaman Asli

Julius Deliawan

https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Belajar Keseimbangan Hidup dari Seorang Perantau

Diperbarui: 9 Mei 2023   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Koleksi Pribadi Handrio Nurhan   (https://www.facebook.com/nurhandrio/photos )

 

"Pak, coba bapak baca buku ini deh."

Beberapa buku ia sodorkan. Melihat tebal dan nama penulisnya, jelas ini  bukan bacaan ringan. Sesuatu yang lazim dibaca oleh siswa seumurannya. Bahkan untuk ukuran anak klub debat, tetap saja bacaan itu diluar lingkarannya.

...

Menggemari persoalan-persoalan sosial, meski saya tahu nilai Sosiologinya tidak bagus-bagus amat, menjadikan Handrio teman diskusi yang mengasikkan. Perspektif berpikirnya unik menurut saya, karena mampu melihat satu persoalan dari beragam sudut pandang. Barangkali ini karena sesuatu yang ia peroleh dari pelatih debatnya. Ia harus selalu siap berdiri di dua sudut pandang setiap kali membahas tema tertentu, pro atau kontra.  Tergantung hasil undian. Saya yakin, ini mengasah kemampuannya berpikir.

Pertemuan saya dengannya sudah relatif lama. Kala itu ia kembali ke Indonesia untuk melangsungkan pernikahan. Sebuah proses yang menurutnya adalah tuntutan budaya. Ia sempatkan mampir ke almamaternya. Bercerita banyak tentang perjalanannya, termasuk petualangannya sebagai orang Indonesia di Jepang dan Amerika Serikat. Proses bagaimana ia menemukan perspektif-perspektif baru tentang kehidupan, hingga tentang dirinya sebagai seorang Indonesia di sana.

Meski bacaan-bacaannya berat, tetapi tampilannya jauh dari kesan seorang kutu buku. Semasa di SMA, ia juga adalah seorang aktor panggung teater sekolah. Komunitas teaternya beberapa kali manggung di Goethe Haus Menteng, membawakan teater musical. Belum termasuk rutinitas di acara-acara sekolah.

Melalui cara itulah, Handrio sepertinya menemukan keseimbangan hidup. Karena faktanya, dari channel youtube pribadinya saya mengetahui aktivitasnya kini, Handrio  beberapa kali menggelar konser opera. Ia tampil prima membawakan lagu-lagu Italia itu. Ia mengembangkan apa yang pernah dimulai itu hingga di tahap ini. Apalagi hal itu ia lakukan di negara orang, Jepang dan Amerika Serikat. Penikmatnya saya yakini juga bukan orang-orang sembarangan.

Ketika saya menghubungi, karena saya tertarik untuk menuliskan kisah-kisah menarik tentang orang yang saya kenal atau mereka yang pernah menjadi siswa saya di bangku SMA, ia merespon cepat. Kami kembali bernostalgia. Berdiskusi yang saya yakin, ia sempatkan di tengah kesibukannya yang sangat padat mengurus kegiatannya sebagai teaching fellow di Boston University.

Ketertarikannya pada persoalan-persoalan sosial, membawa Handrio mendalami filsafat di Soka University of Amerika di Aliso Viejo, California untuk mendapatkan kesarjanaan yang sebelumnya sempat ia tempuh di Jepang. Lantas Handrio mendapat gelar masternya dalam bidang filsafat etika di Texas Tech University, karena ia tertarik melakukan komparasi antara filsafat etika Buddhis dan etika barat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline