Lihat ke Halaman Asli

JUBAEDAH HARYANI

Blogger dan Penulis

Jadi Dewasa Itu Mahal: Tagihan, Tanggung Jawab, dan Kesepian

Diperbarui: 17 April 2025   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi seorang perempuan yang sedang termenung (Freepik/jet-po)

Menjadi dewasa sering kali digambarkan sebagai momen penuh kebebasan. Tak ada lagi jam malam, bisa menentukan arah hidup sendiri, dan bebas melakukan apa pun. 

Namun, di balik semua kebebasan itu, ada harga yang harus dibayar, baik secara materi maupun emosional.

1. Tagihan tak pernah libur

Saat masih kecil, kita mengira uang bulanan orang tua itu tak pernah habis. 

Kenyataannya, dewasa berarti harus menghadapi kenyataan bahwa setiap bulan akan ada sederet tagihan yang menunggu. 

Mulai dari listrik, air, sewa kos atau kontrakan, cicilan motor atau KPR, kuota internet, BPJS, hingga iuran kebersihan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, rata-rata pengeluaran per kapita di Indonesia untuk kebutuhan pokok per bulan mencapai Rp2,2 juta. 

Angka tersebut belum mencakup kebutuhan darurat, gaya hidup, maupun alokasi dana tabungan.

2. Tanggung jawab yang menumpuk

Menjadi dewasa juga berarti harus siap memikul berbagai tanggung jawab, baik terhadap pekerjaan, keluarga, maupun diri sendiri.

Kita tidak bisa lagi bersembunyi di balik alasan masih belajar, karena kini dituntut untuk menjadi pribadi yang produktif, stabil, dan dapat diandalkan.

Tak sedikit generasi muda yang harus menjadi penopang ekonomi keluarga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline