Para siswa sudah tentu senang dalam belajar di sekolah. Apalagi jika guru sangat kreatif dalam membuat strategi pembelajaran. Anak-anak tidak akan bosan belajar. Mereka akan belajar, tanpa merasa digurui.
Sebagai siswa pastinya tidak mau jika hanya dianggap sebagai objek pembelajaran. Mereka ingin dianggap sebagai subjek. Sehingga segala sesuatu dalam pembelajaran merekalah pusat pembelajaran. Tak lagi guru yang sibuk menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah.
Selama tujuh belas tahun mengajar, ada banyak strategi pembelajaran yang saya gunakan untuk menarik minat siswa. Misalnya saja, saat mengajar kelas V pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat materi tentang jenis batuan.
Meski tinggal di pedesaan tak semua siswa mengamati jenis-jenis batuan. Karenanya saya mengajak siswa untuk keluar kelas. Mereka saya beri tugas untuk mengumpulkan bebatuan di sekitar sekolah.
Bebatuan itu dikumpulkan per-kelompok. Kelompok sudah dibagi sebelumnya. Kemudian siswa menentukan bebatuan itu termasuk batuan beku, sedimen atau metamorf.
Para siswa mendiskusikan bebatuan yang ditemukan di dalam kelas. Kemudian menuliskan hasil diskusi pada lembar pengamatan siswa.
Setelah selesai, para siswa mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas secara bergantian. Tanya jawab dilakukan sekiranya mereka ternyata menemukan bebatuan dengan jenis yang sama tetapi dari hasil pengamatan ditemukan perbedaan jenis batuan.
Barulah setelah siswa mempresentasikan hasil pengamatan, bersama guru para siswa mengambil kesimpulan bahwa jenis batuan itu ada tiga macam dan memiliki ciri-ciri tersendiri.
Strategi lainnya saya mengajak siswa outing class saat mengajar di kelas IV. Kebetulan materinya tentang pelestarian peninggalan sejarah.
Nah, karena siswa jarang ke tempat wisata bersejarah maka saya ajak mereka ke salah satu situs bersejarah di satu desa, hanya berbeda dusun yaitu Situs Gondang. Para siswa saya ajak ke Situs Gondang dengan bersepeda. Kegiatan dilaksanakan pada sore hari.
Saya mengajak siswa untuk mengenal lingkungannya. Siswa pada akhirnya tahu bahwa di sekitar tempat tinggalnya terdapat peninggalan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan.