Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Menghukum Raja

Diperbarui: 25 Juli 2020   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.mypurohith.com

"Hari ini, giliran ibu menjadi makanan Raja, nak. Kamu jaga diri ya," Ibu Bebek kepada anaknya, Meri.

Ya. Hari ini memang jatah Ibu Bebek untuk dimakan raja hutan, Singa. Beberapa hari sebelumnya ada Ayam, Burung, dan Kelinci disantap oleh Singa.

Singa memang jahat kepada rakyat hutan. Singa merasa dirinya sudah tua, sakit-sakitan dan kesulitan untuk berburu makanan untuk makannya sehari-hari. Karenanya Singa mengumpulkan seluruh rakyatnya di depan istananya.

"Hai, rakyatku. Lihatlah tubuhku."

Rakyat hutan mengamati tubuh raja Singa. Terlihat tua, kurus dan pucat. 

"Iya, raja. Kami lihat paduka raja pucat dan kurus," ucap Gajah.

Rakyat lainnya juga mengganggukkan kepala. Setuju dengan ucapan Gajah.

"Ya. Seperti yang kalian lihat, aku sudah tua. Lemah. Tubuh tinggal tulang saja."

"Kalau begitu, kita carikan ramuan obat biar paduka bisa makan lebih enak," usul Monyet.

"Aku sudah mengerahkan tabib kerajaan. Tetap seperti ini."

Rakyat hutan bertanya-tanya, apa yang akan dikatakan raja lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline