Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Cerpen | Rukunnya Tutul dan Loreng

Diperbarui: 31 Desember 2019   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: news.detik.com

Macan Tutul berjalan kesana-kemari. Wajahnya terlihat merah. Dari raut wajahnya, jelas Tutul kesal. Jerapah yang berada di sampingnya menjadi heran. Tak seperti biasa Tutul berlaku seperti itu.

"Ada apa denganmu hai, Tutul? Kulihat dari tadi kamu tampak kesal..."

Tutul menghentikan beberapa saat langkahnya. Dia menoleh ke arah Jerapah.

"Aku sedang kesal dengan Loreng. Dia bohong padaku!"

Jerapah memandangi Tutul. Dia masih heran dengan apa yang diucapkan Tutul. Kenapa Harimau Loreng berbohong? Tanya Jerapah dalam hati.

"Bohong apa?" Jerapah memberanikan diri bertanya pada Tutul.

Tutul kembali mondar-mandir. 

"Tutul, coba kamu duduk sebentar. Jangan mondar-mandir terus seperti itu..."

Tutul tak menghiraukan perkataan Jerapah.

"Aku pernah mendengar kalau ada yang marah maka harus pindah posisi. Kalau duduk tetap marah, berdiri. Kalau posisi berdiri masih saja marah, maka sebaiknya berjalan. Kembali duduk lagi kalau masih marah juga..."

"Begitukah?" tanya Tutul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline