Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Fisika untuk Hiburan 79 (Elektromagnetika): Garis-garis Gaya Magnetik

Diperbarui: 13 Agustus 2021   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serbuk besi dalam sebuah medan magnetik. Sumber: https://www.flickr.com/

Dalam artikel Fisika untuk Hiburan 76 (Elektromagnetika): Sifat-sifat Magnet, kita telah melihat tentang berbagai macam gaya tarik, bahkan gaya tolak magnet terhadap logam maupun non-logam, beserta sejarah asal muasal kata magnet yang ternyata berkaitan dengan penamaan unsur Magnesia dan Mangan.

Sekarang, masih dalam topik Elektromagnetika dari Fisika untuk Hiburan, kita akan meninjau tentang garis-garis yang terbentuk dari penyusunan ulang serbuk besi di bawah pengaruh medan magnetik.

Gaya-gaya magnetik di lengan. Sumber: buku Physics for Entertainment, Book 2, hlm. 158.

Gambar di atas menunjukkan fenomena aneh yang direproduksi dari sebuah foto. Banyak paku yang mencuat seperti bulu dari lengan yang bertumpu pada kutub-kutub sebuah elektromagnet. Lengan itu sendiri sama sekali tidak merasakan tarikan magnetik, sedangkan gaya-gaya magnetik lewat melalui tengan tanpa terlihat, sehingga menyebabkan paku-paku besi tertarik dan tersusun dalam pola teratur yang menunjukkan arah gaya-gaya magnetik.

Karena kita tidak memiliki organ indera yang rentan terhadap medan magnetik, kita hanya bisa menebak keberadaan gaya-gaya magnetik yang berasal dari sebuah magnet. Tidaklah menarik untuk bertanya-tanya apa yang sebenarnya akan kita rasakan jika kita memiliki kerentanan terhadap magnet.

Kreidel berhasil memberikan semacam semacam sensitivitas magnetik pada lobster air tawar. Dia memperhatikan bahwa lobster muda memasukkan kerikil-kerikil kecil ke dalam organ pendengarannya, yang cenderung membebani rambut sensitif yang terdiri dari bagian komponen organ penyeimbang.

Telinga manusia juga memiliki kerikil atau batu serupa yang disebut otolith, yang terletak di dekat organ pendengaran utama. Bekerja dalam arah vertikal, otolith ini mengarah ke arah gaya gravitasi.

Tanpa disadari Kreidel memasukkan serbuk besi dan bukannya batu-batu itu ke dalam telinga lobster.

Ketika sebuah magnet didekatkan ke telinganya, lobster itu menempatkan dirinya dalam sebuah bidang yang tegak lurus terhadap resultan antara gaya magnet dan gaya gravitasi.

Prof. O. Wiener mengatakan bahwa belakangan ini modifikasi percobaan tersebut telah dilakukan pada manusia. Dengan menempelkan serbuk halus besi ke gendang telinga, telinga menerima osilasi-osilasi dari gaya magnetik sebagai sebuah bunyi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline