Lihat ke Halaman Asli

Julian Abednego Wibisono

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cerpen: Takdir, Impian, dan Penguasa Waktu

Diperbarui: 14 September 2020   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takdir, sebuah kata benda yang perwujudannya semu namun pasti, nyata tapi tidak jelas. Sedihnya, takdir kadang dapat mengkhianati impian. Hidup sehat sejak dini, namun wafat di usia belia. Bapaknya seorang yang taat beribadah, namun anaknya taat pesta maksiat. Semacam itulah takdir, apa yang sudah direncanakan dan dilakoni dengan matang hari ini belum tentu masa depannya seturut dengan apa yang dikehendaki. Bak film yang dijeda pada suatu adegan kemudian dipercepat beberapa detik untuk mencapai suatu peristiwa berikutnya, demikian pula dewa waktu yang menghentikan detik kondisi kehidupan manusia dan dialihkan kepada kondisi yang sudah ditakdirkan.

Oh iya, apakah kalian percaya dengan eksistensi dewa yang mampu mengendalikan waktu? Tidak perlu dipuja, mereka selalu ada untuk menjadi pelengkap kehidupan kalian.

            "Cepat hitung semuanya, Pelayan!"

"Totalnya 77 rular, Tuan."

            "Err. . ini 80 rular. Ambil saja sisanya," ucap seorang pemuda yang setengah mabuk.

            "Terima kasih, Tuan. Apakah Anda ingin mengadakan pesta yang besar, Tuan?" tanya pelayan itu dengan ramah sambil menaruh tujuh botol bir itu ke dalam kantong plastik.

            "Err. . bukan urusanmu." Pemuda itu mengambil barang belanjanya secara kasar dan pergi ke luar dengan langkah yang tidak beraturan menuju mobil Volvo tuanya.

            "Chronos, bersiaplah! Segeralah kamu hampiri seorang remaja yang bernama Ponix Amale. Dia akan berada di depan gerbang sekolahnya di kota Solis sekitar lima menit dari sekarang. Dia membutuhkanmu," ucap si pelayan kepada rekan kerjanya.

            "Laksanakan, Kai!" Tanpa basa-basi, Chronos sigap menjalankan tugas tersebut.

Tunggu dulu. Jangan mengira kisah ini tentang pemuda mabuk dan kedua pelayan kafe 'Time Trio' yang ramah dan berpakaian rapi tadi. Sang karakter utama dalam kisah ini adalah seorang remaja berumur tujuh belas tahun yang cerdas dan pemberani. Dia bercita-cita menjadi seorang polisi yang kuat, bijak dan baik hati dalam melindungi dan melayani orang yang membutuhkan tanpa memandang bulu. Seorang remaja ini bernama. . .

            "Oh iya, siapa namanya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline