Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Gedung Sekolah Kami Rubuh

Diperbarui: 26 Mei 2018   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika pernah jalan-jalan ke pinggir sungai Asahan di Sumatra, maka kita akan tiba di sebuah desa kecil bernama Narumonda yang sering disebut Muhamad Radjab dalam bukunya "Semasa Kecil di Kampung" (Balai Pustaka, 1958).

Kini desa itu sudah menjadi Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Tobasa, Sumatra Utara. Nama Camatnya, Lahsa Simanullang yang tahun 2017 menjadi salah satu Camat terbaik se Sumatra Utara.

Gedung HIS Narumonda (pribadi).

Di situ ada gedung bersejarah yang dulunya merupakan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) (sekolah Belanda untuk bumiputera) adalah di zaman penjajahan Belanda yang didirikan tahun 1919 dengan menggunakan gedung yang dulunya digunakan untuk anak-anak kepala suku tahun 1900 dan kemudian berubah menjadi seminari tahun 1907 (Jan Aritonang, Mission School in Batakland (Indonesia) 1861-1940, E.J. Brill, 1994).

Setelah menjadi HIS atau semacam Sekolah Dasar saat ini, saat Jepang masuk tahun 1942 sekolah itu berhenti. 

Tapi banyak nama terkenal yang lulus dari HIS itu. Sebut saja Friedrich Silaban (lulus 1927) yang merupakan arsitek mesjid Istiqlal dan Tugu Monumen Nasional (Monas). pahlawan revolusi  Mayjen TNI DI Panjaitan juga bersekolah di HIS dulu. Demikian juga komponis Amir Pasaribu.

Gedung itu hanya terbuat dari kayu namun sangat kokoh dan dulu megah seperti gedung sekolah di Eropa yang dilengkapi dengan jendela kaca berwarna-warni.

Di zaman kemerdekaan gedung itu menjadi SD Negeri Nomor 1 Narumonda. Dari sekolah itu banyak yang sudah berhasil seperti Jonny Sinaga, yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia di Argentina tahun 2014-2017.

Tapi kini gedung itu tidak digunakan lagi, sudah menjadi gedung yang mau rubuh. Konon itu menjadi milik gereja HKBP. Gedung SD Negeri Nomor 1 Narumonda sudah pindah di belakangnya. 

Seandainya pemerintah dan gereja HKBP membangunnya kembali dan mungkin bisa bekerja sama dengan Kedutaan Belanda di Jakarta agar menjadi tempat bersejarah bagi generasi mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline