Lihat ke Halaman Asli

Jeniffer Gracellia

TERVERIFIKASI

A lifelong learner

Suka dan Duka Mempersiapkan Imlek di Masa Pandemi

Diperbarui: 1 Februari 2022   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sagu keju, ornamen Fu(福), ornamen nanas dan nastar keju | Foto milik pribadi

Sejak wabah virus Covid-19 ditetapkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 13 April 2020 sebagai bencana nasional, hidup masyarakat di Indonesia berputar 180 derajat. Siapa sangka masker dan hand sanitizer yang dulu jarang digunakan sekarang menjadi hal yang wajib. Yang dulunya dianggap sebagai hal yang wajar, berdempet-dempet di pasar sekarang menjadi hal yang melanggar peraturan.

Tepat 2 Maret 2021 nanti maka sudah setahun virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Kehidupan sehari-hari masyarakat pun berubah, termasuk dalam hal merayakan hari raya. Beberapa hari raya yang ditunggu-tunggu pun harus dirayakan sambil menerapkan protokol kesehatan dari hari waisak, hari raya idul fitri, hari natal hingga tahun baru yang sudah berlalu di tahun 2020. 

Beberapa hari lagi, masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa akan merayakan Hari Raya Tahun Baru Imlek. Tepat pada tanggal 12 Februari 2021, Tahun Baru Imlek akan dimulai dan ditutup pada hari ke-15 (perayaan cap go meh). Sebagai masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa, penulis pun merayakan Imlek dengan berbagai tradisi yang sudah diturunkan dari nenek moyang.

Penulis beserta keluarga dan juga seluruh masyarakat pun dituntut untuk beradaptasi merayakan Imlek tahun ini. Berbeda dengan Imlek di tahun-tahun sebelumnya yang dipenuhi dengan rasa suka cita, Imlek tahun ini juga turut menyertakan rasa duka cita.

Jalan Gajahmada, Pontianak yang sudah dihias dengan lampion | Foto milik pribadi diambil pada 7/02/21

Menahan rasa rindu

Perayaan Tahun Baru Imlek adalah sebuah momen istimewa merayakan tahun baru sambil berkumpul dengan seluruh anggota keluarga. 

Berbagai tradisi Imlek pun kental dengan makna menggumpulkan seluruh anggota keluarga, dari bersih-bersih rumah,makan bersama di malam sebelum Imlek, pembagian angpau, hingga menyalakan petasan dan kembang api. Ketika seluruh anggota keluarga dapat berkumpul dengan lengkap, hal ini menjadi sebuah kebanggaan dari keluarga tersebut.

Budaya merantau hingga sekarang tetap lestari di antara masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa, khususnya mereka yang berasal dari daerah. Berusaha mengubah nasib, mereka yang kebanyakan berumur muda merantau ke luar kota bahkan hingga luar kota untuk bersekolah, bekerja ataupun membangun keluarga.

Dengan kesibukannya masing-masing, tentu sulit untuk meluangkan waktu kembali ke kampung halaman. Meninggalkan orang tua hingga anggota keluarga di kampung halaman, tahun baru Imlek menjadi momen yang istimewa untuk pulang kampung dan berkumpul kembali.

Disebabkan oleh pandemi Covid-19 ini, momen istimewa tersebut pun terganggu. Anggota keluarga yang merantau ke luar negeri tidak dapat kembali ke kampung halaman dikarenakan peraturan lockdown hingga ditiadakannya penerbangan internasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline