Lihat ke Halaman Asli

Jeff NdunJr

Sampah Inzphyrasi

"Sta. Perawan Maria, Ratu: Teladan Kepemimpinan"

Diperbarui: 22 Agustus 2022   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto.wordPres.com

Senin, 22 Agustus 2022

Pesta Santa Perawan Maria, Rat

2 Tes. 1:1-5.11b-12

Mat. 23:13-22

Pada hari ini, kita merayakan Pesta Santa Perawan Maria, Ratu. Gelar ratu diberikan kepada Bunda Maria untuk menunjukkan bahwa Santa Perawan Maria bertakhta di sisi Puteranya, sang Raja Kemuliaan. Bunda Maria juga mengambil bagian dalam Imamat Rajawi umat Perjanjian Baru, di mana setiap orang dipanggil untuk memimpin bersama Kristus. Bunda Maria adalah orang pertama yang terpanggil untuk memerintah bersama Kristus untuk selama-lamanya. Selain itu, Gelar Ratu diberikan kepada Maria sebagai konsekwensi logis dan buah Rahmat dari keikutsertaannya dalam misteri Paskah Puteranya. Bunda Maria mengambil bagian dalam sengsara dan salib Kristus, maka layak pula Bunda Maria mengalami kemuliaan bersama Kristus. Bahkan pada akhirnya, pengangkatannya ke surga disempurnakan dengan ia menerima mahkota  kehidupan.

Bacaan Suci pada Pesta Santa Perawan Maria, Ratu berbicara tentang Yesus mengutuk Kaum Farisi dan Ahli Taurat. Mereka menggunakan ajaran agama untuk membebankan orang-orang yang mereka ajar. Mereka hanya mengajarkan tetapi tidak mempraktekannya dalam perbuatan nyata. Lebih sadis adalah mereka menggunakan ajaran-ajaran agama untuk mencari keuntungan diri dan menindas orang lain. Mereka adalah contoh dari pemimpin yang buruk.

Jika dibandingkan dengan hidup Santa Perawan Maria, Ratu hal ini sangat bertolak belakang. Bunda Maria adalah orang yang melaksanakan kehendak Allah dengan tulus, ia adalah pribadi pembawa suka cita (Kisah Maria mengunjungi Elisabeth), ia adalah pribadi penolong (mujizat di pesta perkawinan Kana). Terutama ia menjadi saluran Rahmat bagi dunia dengan mengandung dan m lahirkan, Kristus Tuhan penyelamat dunia. Ia setia mengambil bagian dalam penderitaan Puteranya. Inilah keutamaan-keutamaan dari seorang pemimpin yang pasrah pada Allah dan menjadi berkat bagi orang lain. Karena itu layaklah ia disebut sebagai Ratu.

Tuhan memberikan kepada kita seorang ratu yang berhati ibu bukan ratu yang berhati penguasa. Maka hendaklah setiap orang menaruh hormat padanya dan jangan sungkan atau segan untuk  datang meminta bantuannya. Ia adalah Ratu yang memperhatikan keluh kesah umatnya, dan akan ia sampaikan kepada Putera-Nya, Raja Kemuliaan. Ia adalah Ratu yang solider dengan umatnya dan akan menyatukan  semuanya di dalam Salib Puteranya, Raja Kemuliaan. Percayalah senantiasa bahwa ia tidak mengecewakan kita.

Pada saat yang sama, setiap orang belajar untuk menjadi pemimpin dalam hidup ini. Meniru Bunda Maria, sang Ratu dan menolak untuk mengikuti Kaum Farisi dan Ahli Taurat. Hendaknya menjadi berkat untuk orang lain, tidak menindas orang lain dan tidak mencari keuntungan diri. Itulah hakekat menjadi pemimpin dalam hidup ini. Rasul Paulus memuji umat di Tesalonika karena mereka memiliki iman yang teguh kepada Allah dan mengasihi satu sama lain. Inilah hakekat kepemimpinan sejati yaitu teguh beriman kepada Tuhan dan kasih kepada sesama.

Selamat Bermenung!!!
Tuhan berkati dan jaga segala syukur, ziarah dan perjuangan hidup ini.

Santa Perawan Maria, Ratu doakanlah kami.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline