Lihat ke Halaman Asli

#2019GantiPresiden dan Semangat Kemerdekaan

Diperbarui: 8 Agustus 2018   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan Agustus adalah bulan istimewa bagi Bangsa Indonesia. Tepat Hari Jumat 17 Agustus 1945, Bangsa ini memproklamirkan kemerdekaannya. Hari Jumat adalah adalah hari istimewa bagi umar moslem. Menjadi lebih istimewa dan seolah alam semesta mengamini kemerdekaan RI yang penuh darah dan air mata ini, karena ini benar - benar kehendak alam. Tidak ada rencana atau rekayasa untuk memproklamirkan kemerdekaan RI pada hari dimana Umat Moslem menunaikan Jumat berjamaah.

Alam benar - benar jujur, bahwa kontribusi Umat Moslem dalam kemerdekaan RI benar - benar signifikan dan menentukan. Sebuah berkah dari Umat Moselm pada bangsa ini, karena jauh sebelum kemerdekaan dan sampai hari ini, bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari pengorbanan para Ulama dan Umat Moslem.

Sebuah kebesaran hati, karena toh negara ini berdiri atas semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yang tahun - tahun terakhir ini dicoba untuk dibelokkan artinya menjadi tirani minoritas pada mayoritas. Dengan berbagai tipu muslihat dan memutar balikkan fakta. Beberapa kelompok justru membranding dirinya seolah bhinneka tetapi dengan cara mengkaburkan maknanya.

Saking masifnya gerakan ini, tidak sedikit orang - orang dari kelompok mayoritas justru mencaci maki identitasnya sendiri. Sebuah keajaiban terjadi karena tanpa perlu lulur pemutih untuk merubah warna kulit, hati mereka justru menjadi bengkok membenarkan apapun kejahatan "bhinneka palsu". 

Ketika laut di kavling kavling oleh swasta dan nelayan diusir tanpa ganti rugi, mereka mendukung. Ketika seorang napi menjadi sangat istimewa dan tak tersentuh mereka bersorak. Bahkan ketika ayat agamanya di revisi maknanya, mereka mengamini. Sekarang bahkan, ketika banyak buruh terpaksa jadi TKI ilegal, negara ini justru melegalkan TKA tanpa perlu syarat dan ketentuan. Bahasa Indonesia di injak di negeri sendiri, karena dianggap bukan identitas yang perlu dipertahankan. Seolah ini negeri tak bertuan, dimana semua orang bisa keluar masuk dan bekerja bahkan tanpa tahu budaya dan bahasanya.

Orang bisa saja main drama teriak teriak Merdeka!!! sampai mulutnya sobek. Tetapi tanpa dilakukan, sesungguhnya orang tersebut paling dilaknat alam semesta. Tidak saja menipu orang per orang, tetapi menipu bangsa, menipu generasi.

Satu hal yang perlu kita sadari. Jika kita bahagia hidup atas dasar kebohongan, maka itu tidak akan langgeng. Karena satu kebohongan atau selalu perlu kebohongan lain. Dan semakin lama kebohongan itu bertumpuk, maka sakitnya tuh lebih sakit lagi.

Kemerdekaan itu bukan hal yang statis, kita harus terus memperjuangkan dan mengisinya. Ini lah saat yang terbaik, di Bulan Agustus. Semoga intropeksi kita menghasilkan presiden baru yang lebih baik di tahun 2019.

Salam #2019GantiPresiden




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline