Lihat ke Halaman Asli

Jamesallan Rarung

Dokter Kampung dan Anak Kampung

Tanda-tanda Mulai Runtuhnya Relawan Jokowi

Diperbarui: 21 Oktober 2017   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih jelas terbayang dalam benak kita, begitu antusiasnya berbagai lapisan masyarakat bersatu-padu membentuk dan mendirikan komunitas relawan Jokowi. Gerakan relawan ini awalnya dimulai sejak Jokowi akan mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Secara hampir merata muncul fenomena ini di berbagai penjuru negeri bahkan yang paling eksis dan aktif dalam menggalang mobilisasi relawan ini adalah di media sosial. Salah satu buktinya adalah relawan Jokowi yang pertama dan terbesar di medsos dengan jumlah anggota aktifnya lebih dari 500 ribu adalah "Jokowi Presiden Ku" (JPK). Selanjutnya bermunculan juga grup-grup relawan yang lain, termasuk di dalam JPK itu sendiri ada kelompok yang memecahkan diri dengan nama yang berbeda maupun nama yang mirip. Tetapi apapun itu, semuanya tetap menamakan dirinya adalah relawan Jokowi.

Aktivitas relawan ini yang begitu masif, baik di dunia nyata maupun dunia maya, terbukti sukses mendukung "road show" Jokowi dan tim suksesnya di mana saja mereka pergi. Pertarungan opini di media sosialpun tak kalah hebatnya, bahkan malah lebih hebat dan lebih masif lagi, karena memiliki keuntungan berita dan informasi yang "up to date" dan mudah disebarluaskan. Sungguh suatu kekuatan massa yang sangat dashyat dalam mendukung figur Jokowi sejak menggapai posisi Gubernur DKI Jakarta sampai menggapai puncaknya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu setelah Jokowi menjabat Presiden, berbagai unsur relawan mulai tertinggalkan dan bahkan terlupakan. Presiden terjebak dalam situasi dengan mengangkat berbagai elit relawan menjadi komisaris BUMN dan bahkan ring satu Istana, akan tetapi beliau lupa bahwa para elit tersebut sebenarnya sudah tidak lagi memiliki akar yang kuat bagi para relawan di bawahnya. Mereka faktanya sudah bukan lagi pemimpin riil relawan, namun sudah berubah menjadi seperti pejabat bayangan yang bertindak tanduk bak pejabat yang resmi. Hal ini tanpa disadari mulai menggerus dukungan dan simpati para relawan terhadap Jokowi dan para elit relawan yang saat ini mengelilinginya.  

Fakta tak bisa disangkal bahwa hal ini sudah terjadi. Kalau dahulu, apabila ada aksi demo atau serangan terhadap Jokowi, maka gelombang besar para relawan akan melakukan pembelaan dan dukungan kepada Jokowi secara besar-besaran dan masif. Tapi saat ini, adem ayem. Kalaupun ada hanyalah segelintir relawan yang pimpinan mereka saat ini sedang "menjabat" sebagai elit di sekeliling Jokowi, tapi karena jumlahnya sudah sangat sedikit, maka bagaikan tangan-tangan yang menggapai-gapai yang ke luar dari dalam air. Sungguh fakta yang memiriskan.

Tetapi hal ini sebenarnya adalah konsekuensi logis dari kegagalan Jokowi dan para lingkaran dekatnya menjaga keutuhan dan soliditas para relawan. Ya, mayoritas relawan merasa ditinggalkan atau terabaikan. Akses dan saluran mereka ditutup bahkan dikanalisasi sehingga tidak sampai kepada Jokowi atau kalaupun sampai, maka aspirasi mereka sudah dimodifikasi oleh mereka-mereka yang masih merasa sebagai elit relawan yang sebenarnya saat ini hanyalah bertahta di awang-awang ataupun di atas rumput kering.

Berdasarkan kenyataan ini, maka apabila tidak ada perbaikan dan pendekatan yang baru. Dimana rasa tersingkirkan dan terabaikan dari "grass root" relawan tidak bisa disembuhkan oleh Jokowi, maka tanda-tanda kegagalan beliau untuk kembali berkuasa pada periode yang kedua, sudah di depan mata. Ini adalah fakta yang sebenarnya.

Tidak ada jalan lain lagi, selain Jokowi kembali turun tangan langsung. Memanggil semua pimpinan relawan yang masih memiliki akar rumput yang luas dan besar, jangan hanya bertanya pada lingkaran elitnya yang memberikan informasi dan dukungan yang maya dan penuh buaian dan nyanyian merdu. Jika Jokowi tidak percaya, coba uji saja para elit relawan yang sudah dia jadikan "pejabat", mintalah mereka kumpulkan dan mobilisasi massa relawan. Lihat dan saksikan berapa banyak lagi yang bisa terkumpul? Saya pesimis hasilnya bahkan bisa mendekati sepertiga saja dari awal kaukus relawan itu terbentuk dan termobilisasi saat mendukung dia menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Republik Indonesia.

Semoga Bapak Presiden Joko Widodo dapat membaca tulisan kecil dan ringan ini. Sehingga bisa tergelitik kalau bukan tersengat untuk menyadari bahwa dukungan dari para relawannya, semakin hari semakin tergerus dan makin lemah. Sungguh suatu manajemen yang buruk daripada elit-elit yang dia percayakan dan tempatkan pada singgasana awan yang tentu saja terputus dan tidak tersambung dengan bumi di bawahnya. Apalagi mau berharap akan berakar dalam di bumi zamrud khatulistiwa Republik Indonesia tercinta ini.

Manado,  21 Oktober 2017

Salam Damai,

James Allan Rarung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline