Hari Raya Idul Adha tahun 1443 H sudah hampir selesai, terlihat daging qurban di freezer kulkas masih membeku. Idul Adha tahun ini kali pertama tanpa masakan rendang ciri khas Sibolga, setelah istri meninggal dunia di akhir bulan Mei 2022 yang lalu. Anak perempuan saya yang baru semester empat pun, tidak sempat mendapatkan warisan ilmu memasak rendang Sibolga dari umminya.
Dahulu ketika umminya masih sehat, dia tinggal lama di pesantren kemudian melanjutkan kuliah di UIN Sumatera Utara. Kesibukan aktivitas kuliah, tidak punya banyak waktu untuk belajar memasak kecuali bisa mengolah daging qurban dengan nama Tumis Petir Daging Lembu dan membuat Sop Daging Lembu, itupun diperoleh secara otodidak melalui tutorial di Youtube. Alhamdulillah lumayan enak juga, masakan 'koki' anak perempuan saya yang baru pintar memasak.
Rasa rindu akan rendang Sibolga dan tauco alm istri, namun hal itu tidak bisa dirasakan lagi bahkan untuk selamanya. Sampai akhirnya teringat dengan nenek Amirah yang katanya pintar masak. Tidak beberapa lama berpikir, lalu membuat perencanaan untuk menjemput Amirah dan neneknya.
Setelah mendapatkan informasi dari Pak Evan Afri salah satu team Jum'at Berbagi Sugiharjo (JBS) Deli Serdang, penjemputan Amirah dan neneknya pun dilaksanakan.
Masih ingat kisah Amirah, anak piatu yang pernah tinggal di bantaran sungai, berikut link kisahnya :
***
Cuaca di siang hari Ahad (24/07/22) tidak begitu panas cocok untuk menjemput Amirah dan neneknya. Jam 13.05 Wib meluncur dari Medan menuju ke rumah Amirah di Batang Kuis sampai tiba di lokasi sekitar jam 13.50 Wib. Nampak keceriaan di wajah Amirah melihat saya datang, ternyata mereka sudah bersiap untuk berangkat, karena sudah diberitakan penjemputan mereka sebelumnya.
Bertiga kami meluncur kembali ke Medan dengan sepeda motor Supra X 125. Di perjalanan kami sempat juga ngobrol walau agak terdengar sayup-sayup. Nenek Amirah mengatakan bahwa saat Hari Raya Idul Adha mendapat daging yang sudah dimasak dari team JBS hanya beliau mengeluhkan mengenai pembagian daging oleh panitia qurban yang tidak merata di tempat tinggal beliau.
Ada beberapa keluarga di sekitar rumah Amirah tidak mendapatkan daging qurban, namun sebagian lagi tempatnya yang jauh dari lokasi masjid ternyata mendapatkannya, kata Nenek Amirah. Padahal kalau dari kondisi ekonomi kamilah yang berhak mendapatkannya, lanjut nenek Amirah mengatakannya.