Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Ingin Tampil Cantik di Media Sosial? Hati-hati, Ini Dampak Negatif Penggunaan Filter Beauty

Diperbarui: 7 Maret 2023   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dampak negatif filter beauty (Pexels.com/Kampus Production)


Sekarang ini, siapa yang tidak tahu dengan filter beauty di media sosial? Fitur yang sedang naik daun ini memang menjadi favorit di kalangan pengguna Instagram, TikTok, dan Snapchat. Cukup dengan sekali tap, tampilan wajah kita bisa berubah menjadi lebih cantik dan sempurna. 

Namun, tahukah kamu bahwa penggunaan filter beauty bisa menimbulkan dampak negatif yang serius. Jangan sampai kamu terlalu asyik dengan filter beauty, sebelum kamu paham betul dampak negatif yang bisa timbul. Sebagaimana kita ketahui bersama, media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat memang dengan gencar terus memberikan fitur-fitur keren, salah satunya filter beauty

Facial Dysmorphia

Filter ini membuat penampilan kita terlihat cantik tanpa usaha lebih, namun tanpa disadari filter ini dapat menimbulkan dampak negatif yang mengerikan. Dampak negatif yang dimaksud adalah facial dysmorphia, sebuah kondisi psikologis di mana seseorang memiliki persepsi yang tidak akurat tentang penampilannya. 

Penggunaan filter beauty yang berlebihan dapat memicu kondisi ini. Selain itu, filter beauty juga dapat memicu rendahnya kepercayaan diri dan menghasilkan rasa tidak puas dengan penampilan asli kita. Salah satunya, meningkatnya pengidap facial dysmorphia yang umumnya dialami oleh pengguna media sosial rentan usia 10-an hingga 30-an.

Siswanto, A. dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Gangguan Body Dysmorphic pada Pengguna Media Sosial menjelaskan bahwa Facial dysmorphia adalah gangguan kesehatan mental di mana penderita mengalami kecemasan berlebihan terhadap kekurangan penampilan pada wajahnya sendiri. 

Filter beauty di media sosial dapat membuat penampilan wajah terlihat lebih sempurna hingga tidak nyata, dan hal ini membuat pengguna media sosial sering membandingkan penampilan asli dengan yang sudah diedit menggunakan filter beauty.

Orang yang mengalami facial dysmorphia cenderung merasa gelisah dan malu karena menganggap penampilan wajahnya buruk. Mereka sering memegang dan menyembunyikan bagian wajah yang dianggap terdapat kekurangan, serta menyalahgunakan konsumsi obat-obatan untuk kecantikan. 

Gejala-gejala ini dapat berlanjut hingga penderita merasa cemas setiap kali berada di tempat umum, bahkan dapat menyebabkan depresi berat dan keinginan bunuh diri.

Meskipun tidak dilarang untuk menggunakan filter beauty, sebaiknya kita mengetahui batasan-batasan dan sadar bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jangan sampai kita terjebak dalam perangkap filter beauty dan terus merasa tidak puas dengan penampilan kita yang sebenarnya. 

Yang kita butuhkan bukanlah penampilan sempurna, melainkan rasa percaya diri yang kuat dan menerima diri sendiri apa adanya. Jangan biarkan filter beauty mengontrol cara kita melihat diri sendiri. Kita bisa mencoba menghapus filter beauty dari aplikasi media sosial kita dan mulai merangkul keunikan dan keindahan dari penampilan asli kita.

Cara mencegah dampak negatif filter beauty

Siswanto, A. dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Gangguan Body Dysmorphic pada Pengguna Media Sosial memberikan solusi epektif untuk mencegah dampak negatif filter beauty. Dengan cara kita perlu mengambil tindakan yang tepat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline