Lihat ke Halaman Asli

Isnaini Khomarudin

editor lepas dan bloger penuh waktu

Adakan Bukber Virtual, Pilihan yang Masuk Akal

Diperbarui: 25 April 2021   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertukar kabar dan cerita secara virtual bisa mengobati kangen terutama saat buka bersama. (Foto: dok.pri)

Buka puasa bersama telah menjadi tradisi yang terjadi di mana-mana di seluruh Nusantara, bahkan dunia. Menyantap menu berbuka bersama teman atau keluarga sungguh jadi momen langka untuk membangun kebersamaan yang penuh kegembiraan. Apalagi jika teman atau anggota keluarga sama-sama sibuk bekerja, maka momentum berbuka puasa bisa memperkuat tali silaturahim dengan bertukar kabar atau cerita.

Berbuka bersama, baik di rumah maupun di resto atau kafe, menjadi sangat menarik lantaran menunya beragam dan istimewa. Setidaknya berbeda dari menu yang kita santap pada hari-hari biasa. Menu yang terbilang biasa di rumah pun akan menjadi istimewa rasanya saat kita santap bersama orang-orang yang berbeda. Di beberapa tempat, seperti daerah Sunda malah ada tradisi botram yakni sejumlah orang sepakat untuk bertemu dan makan bersama dengan membawa bekal menu sesuai kemampuan untuk dimakan secara bersamaan. Ya, semacam potluck begitulah dalam tradisi orang luar negeri.

Bukber virtual, pilihan masuk akal

Sayangnya kebiasaan buka bersama atau disingkat bukber tidak mungkin kita adakan saat ini lantaran pandemi yang belum pergi. Berkerumun di tempat umum sangat rentan mendorong penyebaran virus yang berbahaya. Jika larangan mudik saja harus kita patuhi, tentu kongko-kongko untuk berbuka puasa bersama harus kita hindari sebab punya potensi menularkan virus--apalagi jika orang-orang yang ikut bukber dari lingkaran yang berbeda, terutama kalangan pekerja.

Dari sinilah bukber virtual menjadi pilihan yang masuk akal. Kita tetap bisa bersua dengan teman atau keluarga tetapi melalui media yang berbeda. Jika biasanya kita bertatap muka secara fisik, maka kini kebiasaan itu bisa kita alihkan menjadi tatap muka secara virtual menggunakan teknologi digital. Berbekal gawai seperti tablet dan smartphone, atau laptop, kita tetap bisa terhubung dengan orang-orang yang kita sayangi. Rindu yang menggebu jangan dibuat galau akibat larangan mudik. Kita toh masih bisa menyapa di dunia maya.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat akan mengadakan buka bersama secara virtual agar belangsung lancar dan sesuai harapan. Hal-hal ini mungkin terlihat sepele tapi bukber virtual bisa menjadi berabe jika kita mengabaikannya begitu saja. 

1 | Susun daftar peserta

Buatlah daftar berisi siapa saja yang harus hadir dalam buka puasa virtual. Apakah lingkaran teman dekat, ataukah keluarga saja, atau mungkin teman sekolah/kuliah satu angkatan. Ini penting untuk ditentukan sejak awal agar bisa mengontak mereka yang akan diajak dalam bukber virtual. Jika sulit dilacak keberadaannya, mungkin teman lain bisa membantu mendapatkan kontaknya. Atau mungkin meniadakan teman tersebut untuk diganti dengan teman lain yang lebih accessible.  

2 | Sepakati aplikasi/media

Pilih media yang disepakati bersama dengan dasar kemudahan dan kepraktisan. Usahakan aplikasi tersebut tidak hanya tersedia di smartphone tetapi juga bisa diakses melalui laptop, seperti Zoom meeting. Pastikan juga aplikasi mudah digunakan sehingga teman-teman atau kerabat yang belum terbiasa menggunakannya akan terbantu dengan mudah. yang penting jangan ikut tren saja, kemudahanlah patokannya. Jika bukber harus diadakan lewat Video WhatsApp pun tak masalah asal semua bisa. 

3 | Bikin mata acara

Susun rangkaian acara yang jelas agar pertemuan tidak penuh candaan lepas yang bisa bablas. Bukan berarti bercanda tidak boleh, tetapi harus ada panduan untuk ditaati bersama karena pelaksanaan bukber secara virtual tentu berbeda dengan bukber pada umumnya. Siapa yang membuka acara, siapa yang mengisi hiburan (kalau ada), apakah ada kultum (tausiah singkat), dan apa saja yang akan dikerjakan selama virtual meeting harus disiapkan dengan cermat.     

4 | Tak harus pamer makanan 

Meskipun judulnya buka puasa bersama, tak ada kewajiban peserta menunjukkan menu yang akan mereka santap. Boleh jadi ada yang malu karena menunya sederhana, atau mungkin di Indonesia bagian lain masih jauh dari waktu berbuka. Intinya, perlu disepakati dengan gembira bahwa bukber virtual harusnya menjadi acara yang santai, cair, dan tidak ada paksaan. 

5 | Jangan lupakan donasi

Sembako cinta untuk diberikan kepada duafa menjelang lebaran Idulfitri. (Foto: dok. pri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline