Marx mengungkapkan bagaimana pada dasarnya inti dari kehidupan itu merupakan kerja.
Para pekerja, atau kaum buruh dalam kegiatan produksi industrial berada di bawah kendali kapitalisme, atau pemilik modal.
Dalam kondisi demikianlah para buruh mengalami alienasi dari kemanusiaannya, karena dibuat sedemikian rupa bergantung pada para pemilik modal yang memberi mereka upah. Hal ini terjadi berkaitan dengan konsep kerja para buruh tersebut yang bukan lagi diartikan sebagai inti kehidupan mereka, melainkan hanya dijadikan instrumen dalam kegiatan produksi dari pemilik modal untuk meraup keuntungan dari setiap kegiatan produksi yang mereka lakukan.
Marx, melalui George Ritzer mengungkapkan 4 jenis alienasi dalam sistem kapitalis, 1) aktivitas pekerjaan ditentukan oleh pemilik modal dengan imbalan upah, 2) keterasingan para pekerja atas apa yang diproduksinya, 3) para pekerja tidak memiliki kegiatan sosial dengan sesamanya, dan 4) potensi yang dimiliki oleh setiap pekerja menjadi tidak berarti.
Bentuk lanjut dari keterasingan ini adalah keterasingan kaum proletar itu sendiri dari kehidupan mereka yang berinti pada pekerjaan, namun terasing dalam bekerja itu sendiri. Pada dasarnya mereka menyadari apa keterasingan mereka terhadap kehidupan ini, namun dengan ilusi yang diciptakan oleh pemilik modal dalam bentuk upah sebagai imbalan dari apa yang telah mereka kerjakan membuat para pekerja ini tidak menyadari keterasingan mereka tersebut. Hal ini menciptakan keresahan sosial yang menurut Marx menciptakan pelarian pada agama.
Kembali pada konsep alienasi, bukan hanya kaum proletar yang mengalami alienasi, melainkan juga kaum kapitalis yang juga terasing dari kehidupan mereka. Kapitalis tersebut telah sedemikian rupa terasing dari kehidupan mereka selain mencari keuntungan material. Namun, yang terjadi dalam alienasi kaum kapitalis adalah semakin terjaganya kemapanan kondisi mereka dalam strata sosial mereka.
Dari segi ekologis, terjadi keterasingan terhadap lingkungan dalam, baik bagi kaum proletar maupun kaum kapitalis. Bagi kaum proletar, yang terjadi adalah bagaimana mereka tidak lagi memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan karena telah terasingkan dari hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka, dan ironisnya, dengan pola pikir yang sedemikian sempit dari kaum buruh ini, lingkungan hanya dipandang sebatas tempat hidup berkegiatan mereka sehari-hari tanpa adanya kepedulian untuk menjaganya dalam kondisi baik terlebih melestarikannya. Hal yang terjadi dalam kaum proletar ini berkaitan pula dengan kebebasan yang melalui alienasi-alienasi akibat kegiatan berkerja mereka telah terenggut. Maka, dengan tidak adanya konsep kebebasan dari kaum proletar ini, tidak ada pula rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan (perlu diperhatikan bahwa kebebasan dalam konteks ini tidak bisa dipisahkan dengan tanggung jawab), demikian pula yang terjadi terhadap lingkungan hidup mereka.
Di sisi lain, bentuk keterasingan dari kaum kapitalis terhadap lingkungan adalah bagaimana mereka memperlakukan lingkungan tersebut hanya sebatas faktor produksi yang dapat mendukung pencapaian tujuan utama mereka, yaitu meraih keuntungan sebesar-besarnya. Kontra dengan yang terjadi pada kaum proletar, kaum kapitalis yang menganggap diri mereka memiliki kebebasan sepenuhya untuk mengeksploitasi berbagai potensi alam untuk mencapai tujuan utama mereka. Yang terjadi dalam alienasi kaum kapitalis terhadap lingkungan merupakan bentuk pengabaian kondisi lingkungan yang dilakukan secara sengaja berkaitan dengan tujuan mereka, dengan kata lain, kaum kapitalis telah terbutakan oleh tujuan material mereka dalam melihat kondisi lingkungan.
Bentuk alienasi terhadap kaum proletar ini bagi Marx merupakan bentuk ketidakadilan sosial yang harus diatasi melalui revolusi sosial. Revolusi yang dicanangkan oleh Marx mengusung pengerahan massa secara masiv dan penghapusan institusi agama dalam struktur sosial, karena bagi Marx, agama dengan konsep takdir, kehidupan setelah kematian dalam surga dan neraka membuat daya kritis manusia terkikis, telrlebih sikap ikhlas atau pasrah yang bagi Marx menyurutkan semangat revolusi. Bentuk revolusi ini diawali dengan penyadaran kaum proletar atas hidup mereka yang jauh lebih berarti dari sekedar bekerja.
Dalam kasus alienasi terhadap lingkungan yang pada dasarnya berimplikasi terhadap kehidupan pada masing-masing kelas, revolusi jelas sangat diperlukan. Jalan yang diambil juga bisa melalui revolusi, namun bentuknya tidak harus seradikal revolusi sosial hingga pengahapusan agama, karena yang paling penting dalam penyadaran masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri merupakan kemauan mereka untuk bersikap terhadap kondisi lingkungan hidup mereka dalam memperbaiki maupun menjaganya.
Meskipun Marx tidak pernah secara langsung mengungkapkan konsep alienasi dalam terhadap lingkungan ini, namun dengan tujuan Marx yang berusaha menggambarkan masyarakat ideal tanpa kelas dan manusia dapat hidup dalam harmoni, revolusi atas alienasi terhadap lingkungan jelas juga diiperlukan demi mencapai kehidupan harmoni tersebut. Dengan mengutip apa yang diungkapkan Gandhi tentang keterbatasan sumber daya yang dimiliki alam, "the earth has enough for everyone’s needs, but not for some people’s greed" – “Bumi punya cukup untuk kebutuhan setiap orang, namun tidak untuk keserahan beberapa orang,” rasanya kesadaran terhadap kondisi lingkungan dari setiap kalangan sangat diperlukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI