Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka untuk Boris, dan Mereka yang Sudutkan Bobotoh

Diperbarui: 27 September 2018   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://news.airomedia.net

Atas termuatnya tulisan Boris Toka Pelawi, yang bertitel Nominator Kompasiana 2017 Kategori Best in Specific Interest, yang memuat surat terbuka untuk Bobotoh, saya sebagai salah satu Bobotoh merasa harus menjawabnya.

Tidak, tidak untuk memulai perdebatan atas asumsi-asumsi, spekulasi-spekulasi dan berbagai Apriori yang dilontarkan Boris -itu sangat tidak penting-, namun semua orang mesti memahami hal-hal yang fundamental yang tak Boris sama sekali Pahami.

Tulisan ini, juga bagi mereka yang terus menggoreng isu dan menyudutkan Bobotoh secara umum.

Pertama-tama, saya sebagai Bobotoh, juga merasakan duka dan kemarahan yang sama atas terjadinya tragedi yang menewaskan Haringga di GBLA.

Hal ini pula yang para Bobotoh pendukung Persib Bandung rasakan, bayangkan saja euforia kemenangan Persib atas Persija di GBLA, harus sirna dalam hitungan menit akibat meninggalnya Supporter lawan, Haringga Sirla.

Jika anda naik pitam, apalagi para Bobotoh yang mesti kehilangan tawa bahagia, berganti emosi yang begitu ekstrem di situasi euforia: ada manusia yang meregang nyawa.

Saya tak heran, yang bisa Anda lakukan hanyalah berdebat, dan cuma membangkitkan kemarahan dan memperkeruh keadaan.

Anda tidak mau tau dan memahami, bahwa menjadi pihak yang disudutkan seantero bangsa, dipersalahkan dan digeneralisir atas kejadian yang dilakukan oleh mereka yang tak mencapai satu persen pun dari seluruh Bobotoh yang secara tulus datang ke stadion untuk mendukung kesebelasan kesayangannya bertanding, sangat mengusik hati.

Anda jelas tak mau ambil pusing dan terus berargumentasi hingga tak peduli menyinggung atau tidak agar semua orang menyetujui pendapat sepihak anda: bobotoh semuanya adalah pembunuh Haringga.

Kalau Anda tak setuju tentang pertanyaan, "kesalahan Haringga datang ke GBLA", maka tanyalah diri anda sendiri: "Kalau Haringga tidak memaksakan diri, berbohong pada orang tuanya, memfoto KTA Jakmania demi eksistensi di ruang kerumunan Bobotoh yang sejak lama berseteru dengan Jakmania, akankah terjadi tragedi?"

Saya tak hendak menyalahkan korban. Korban tetaplah korban akibat penganiayaan pelaku pengeroyokan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline