Lihat ke Halaman Asli

isa maulana

Mahasiswa Sastra Indonesia

Kuntilanak Merah Marah

Diperbarui: 1 Juli 2025   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Namaku ismal usiaku 14 tahun, temanku bernama Revan usia 10 tahun dan Irwan usia 14 tahun seumuran denganku, waktuku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama di salah satu madrasah tsanawiyah yang berada tidak jauh dari rumah sedangkan Revan masih duduk di sekolah dasar dan Irwan disekolah adalah adik kelasku walaupun umur kita sama tetapi diriku lebih awal masuk sekolahnya dari irwan, karena aku masuk SD umur 5 tahun.

Kami bertiga sering bermain sehabis pulang sekolah, kadang ketika sudah pulang dari sekolah aku bersama Revan membeli mainan di sekolah Revan SD negeri yang dimana lebih banyak mainannya karena sekolah dasar cenderung masih banyak tukang mainan, setelah membeli mainan aku dan Revan menghampiri Irwan di rumahnya kadang untuk pamer mainan yang baru di beli dan memanas-manasi Irwan yang belum membeli mainan tersebut.

Tiba tiba Irwan usul.

"Mal mending kita main bola yuk" kata Irwan sambil duduk di bale rumahnya.

"Iya mal bocah kampung sebelah pada songong (berlagak) mentang mentang ngalahin kampung lain, dia pikir semua kampung sepak bola nya Cemen (tidak bagus)" sahut Revan sambil berdiri karena agak jengkel dengan kelakuan kampung sebelah.

"Yaudah ajak Romo ikut, kalo bisa ajak Arga juga biar ada yang pemain dari SSB (sekolah sepak bola), kalo kiper aku percaya sama kamu wan soalnya kamu kan biasa jadi kiper kalo kita lawan kampung manapun" sahutku sambil berdiri dari bangku.

Kami bertiga pun menghampiri rumah Arga yang kebetulan ada Romo disana.

Aku mengawali pembicaraan.

"Oi ikut aku yok sparing bola sama anak kampung sebelah yang udah berasa menang turnamen antar kampung setelah ngalahin 3 kampung lain" kataku sambil menarik tangan Arga dan Romo.

"Tar dulu ini aku lagi ngomongin bikin rumah rumahan dari bambu sama spanduk buat basecamp" kata Romo.

"Gubuk Rom kalo rumah rumahan kecil begitu ga pantes di bilang rumah hahah" Arga menyahut sambil memegang perut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline