Lihat ke Halaman Asli

Irwan Sutisna

Economic Statistician

Ketimpangan Ekonomi, Batu Ganjalan Pembangunan Jangka Panjang

Diperbarui: 30 Oktober 2020   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: De Econometrist

Tahukah anda, kalau kekayaan Si Bos Amazon.com Jeff Bezos, ditambah kekayaan Bill Gates yang punya Microsoft dan Warren Buffet pemilik saham terbesar di Berkshire Hathaway, kalau digabungin sama dengan jumlah harta 160 juta rakyat termiskin di Amerika?

Dan tahukah anda, berdasarkan penelitian World Institute for Development Economics Research di United Nations University, kalau ternyata 1% orang terkaya di seluruh dunia telah menguasai sekitar 40% kekayaan seluruh manusia didunia? Ini adalah fenomena gunung es dari apa yang disebut dengan ketimpangan ekonomi (economic inequality). Fenomena ketimpangan ini nyatanya  yang tidak hanya terjadi di Amerika tapi juga hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia.

Ada banyak bentuk ketimpangan ekonomi dengan berbagai dimensinya, dan beberapa yang paling banyak mendapat perhatian adalah ketimpangan pendapatan (income inequality) dan ketimpangan kekayaan (wealth inequality).

Ketimpangan ekonomi tidak hanya terjadi antar individu atau kelompok masyarakat dalam suatu negara, tapi juga bisa terjadi antar negara dalam suatu kawasan misal antar negara ASEAN atau bahkan antar negara di dunia.

Umumnya negara dengan pemahaman sosialis atau negara dengan legislatif sayap kiri cenderung memiliki ketimpangan ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara berhaluan liberal atau sayap kanan. Ada banyak cara untuk mengukur dan membandingkan ketimpangan ekonomi antar negara, beberapa yang paling banyak digunakan diantaranya koefisien gini (Gini Ratio) dan Adjusted Human Development Index.

Kalau diibaratkan sebuah negara adalah mobil dan pertumbuhan ekonomi adalah kecepatannya, maka ketimpangan ekonomi ibarat lubang-lubang bandel atau gajlugan-gajlugan nakal yang harus dihindari.  Kalau lubang dan gajlugan tersebut terus diterobos, mungkin kita akan cepat sampai tapi lama-kelamaan motor menjadi mudah rusak. Baud-nya bisa copot satu per satu, mental entah kemana. Ban-nya bocor, belum lagi kalau mesin motor terbentur dengan gajlugan tersebut, beuh.. alamat bakalan sering-sering silaturahmi ke bengkel kalo begitu. Tentunya kalo ke bengkel akan memerlukan biaya tambahan.

Begitu juga dengan ketimpangan ekonomi, walaupun dalam jangka pendek mungkin tidak akan berpengaruh banyak, tapi dalan jangka panjang ketimpangan akan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.

Dampak Ketimpangan Ekonomi

Perekonomian yang mengidap timpang yang parah akan menjangkiti berbagai aspek kehidupan. Masyarakatnya akan mengalami berbagai macam permasalahan sosial.

Menurut penelitian, negara yang memiliki ketimpangan ekonomi yang parah memiliki tingkat kasus kriminalitas  yang lebih tinggi dibandingkan negara dengan ketimpangan yang lebih baik. Tingkat pembunuhan, penahanan, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain cenderung lebihi tinggi. Tidak hanya itu, ketimpangan ekonomi juga berpengaruh terhadap tingkat hutang masyarakatnya. Kok bisa? Karena masyarakat di negara tersebut cenderung memaksakan diri untuk bergaya hidup mengikuti gaya hidup pada level diatasnya, melebihi kemampuan kantongnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline