Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bisnis Hospitality, Perlukah Standarisasi Senyuman?

Diperbarui: 5 Maret 2020   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. valueconsulttraining.com

Bisnis Hospitality secara umum dapat diartikan sebagai bisnis jasa yang sangat tergantung pada pelayanan terhadap tamu. Keramahtamahan merupakan modal utama agar bisnis hospitality bisa berkembang dengan baik.

Contoh usaha yang tergolong dalam Bisnis Hospitality adalah hotel, ruang pertemuan, rumah sakit, klinik kesehatan, apotik, salon kecantikan, pusat kebugaran,  pusat rekreasi, dan sebagainya. Bahkan dalam arti luas sebetulnya hampir semua usaha di bidang jasa, dapat dikatakan berkaitan dengan bisnis hospitality, termasuk juga perbankan dan asuransi. 

Kebetulan, salah seorang saudara saya yang berprofesi sebagai dokter, membuka klinik sejak empat tahun lalu di Pekanbaru, Riau. Alhamdulillah dari waktu ke waktu, terlihat ada perkembangan. 

Berawal dari dari satu petak ruko, sekarang sudah jadi tiga petak, karena fasilitasnya semakin bertambah. Hanya saja, karyawan dan karyawatinya sering berganti.

Ada yang pergi karena tidak puas dengan gaji yang diterimanya. Memang klinik belum mampu membayar gaji yang lumayan karena kondisi keuangan belum memungkinkan.

Tapi ada pula yang justru terpaksa dikeluarkan karena tidak mampu bekerja sama dengan karyawan lain, kurang berintegritas, dan kurang disiplin.

Karena banyak wajah karyawati baru, sewaktu saya ke sana tanpa didampingi saudara saya, tentu mereka belum mengenal saya. Saya sendiri memberitahu karyawati yang bertugas menunggu tamu tentang hubungan saya dengan pemilik klinik. 

Barangkali karena saya bukan pasien atau calon pasien, mereka memasang wajah yang kurang ramah. Bahkan mungkin ada yang curiga karena saya lama celingak-celinguk. 

Ya wajar sih, zaman sekarang kan banyak orang yang mengaku punya hubungan dengan pemilik perusahaan atau pejabat di sebuah instansi, yang ujung-ujungnya justru melakukan penipuan.

Tapi justru di situlah tantangannya. Pada bisnis hospitality, kewaspadaan tetap perlu namun tanpa mengurangi standar pelayanan yang baik pada tamu, terlepas dari apakah tamu itu pelanggan atau bukan.

Toh yang bukan pelanggan pun, bila ia punya kesan yang baik, bisa jadi besok akan jadi pelanggan dan malah mengajak keluarga dan teman-temannya untuk juga jadi pelanggan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline