Lihat ke Halaman Asli

Irsyal Rusad

TERVERIFIKASI

Internist, FK UGM

Tidak Ada Gejala Kok Divonis Sakit?

Diperbarui: 23 Januari 2023   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi diagnosis penyakit. Sumber: Kompas.com

Kalau saya sekarang bertanya, "anda  menyandang penyakit  apa saja?" Saya yakin banyak yang menjawab, "aneh-aneh saja dokter  Irsyal ini, memang saya lagi sakit?  Saya sehat -sehat saja, tidak merasa apa-apa, makan enak-enak saja, bahkan gemuk, perut buncit, dan  tidur juga nyenyak, masak saya sakit dokter?"

Jawaban itulah yang terjadi pada pasien saya kemarin. Pasien, sebut saja Tn A, masih muda, 38 tahun, datang membawa hasil laboratorium atas rujukan dokter MCU dengan banyak tanda bintang dan banyak catatan.

"Menurut dokter MCU, saya menderita hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit ginjal dokter, dan ada lagi, kolesterol saya juga tinggi. Apa benar dokter?  Apa Sebabnya, kok  saya tidak merasakan gejala sama sekali? Dan, tiba-tiba dikatakan menderita penyakit-penyakit itu?" Keluh pasien dengan nada tidak percaya dan agak ketakutan.

"Ya," jawab saya, sambil mengamati satu persatu hasil pemeriksaan MCU yang disodorkan pasien.

"Tapi, yang  jelas anda tidak sendiri, banyak pasien lain dengan keluhan yang sama. Merasa  ok-ok saja, tidak ada masalah, tidak ada keluhan, kemudian divonis menderita hipertensi, diabetes, penyakit jantung, ginjal atau  bahkan mengidap kanker. Karena itu, penyakit kronis ini dikenal juga sebagai "the silent killer" atau pembunuh diam-diam,"

"Kok bisa begitu?" Tanya pasien lagi

"Banyak penyebabnya, salah satunya adalah bahwa penyakit-penyakit ini, ambil saja contohnya hipertensi, tidak datang mendadak, tapi melalui proses yang lama. Tekanan darah naik sedikit-demi sedikit, dan tubuhpun seperti beradaptasi dengan kenaikan tekanan darah ini, sehingga gejala-gejala terkait dengan hipertensi tidak kita rasakan.  Dan, kalau pun ada gejala---sebenarnya tidak ada gejala spesifik untuk hipertensi- seperti sakit kepala, sering hanya mencari obat pereda sakit, sakit nya hilang, kitapun merasa senang, ok-ok saja, walaupun hipertensinya tetap berlanjut."

Contoh lain adalah, penyakit diabetes. Disamping penyakit ini datangnya tidak seketika, gula darah tidak melonjak tinggi tiba-tiba, tapi melalui proses yang lama juga. Gejala  spesifik untuk diabetes ( diabetes tipe-2) seperti banyak minum, banyak buang air kecil, banyak makan sering diabaikan dan kalau ada sering dikaitkan dengan hal-hal lain. Misalnya, banyak buang air kecil, dianggap normal-normal saja karena banyak minum. Sering lemas, karena memang banyak kerja, banyak makan malah senang, lagi ada nafsu.

Disamping itu, yang sering mendorong seseorang datang ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan adalah akibat komplikasi yang terjadi. Tapi komplikasi  akibat penyakit kronis ini memerlukan waktu yang lama. Untuk kerusakan syaraf tepi yang dikenal dengan "neuropati diabetikum"  akibat gula darah yang tidak terkontrol, dengan gejala kesemutan, kebas, rasa panas pada ujung-ujung jari, baru timbul setelah penyakit berjalan lebih dari  lima sampai sepuluh tahun.

Lalu, karena  penyakit kronis yang banyak mengancam kita sekarang adalah "The Silent Kiler," maka mengetahui faktor risiko "The Silent Killer" ini penting sekali. Faktor risko itu adalah, genetik (riwayat penyakit dalam keluarga) usia, ras, "overweight" - obesitas ( berat badan berlebih, gendut, perut buncit), aktifitas fisik-olahraga yang kurang (gaya hidup santai), merokok, konsumsi alkohol, stress, diet tidak sehat- diet tinggi garam- kurang kalium, gangguan pola tidur, lingkungan, usia, Bila anda punya banyak faktor risiko ini, artinya kemungkinan anda menjadi penyandang penyakit kronis menjadi lebih besar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline