Lihat ke Halaman Asli

Issue prejudice in a conflict, pro or kontra?

Diperbarui: 13 September 2018   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Prasangka dalam konflik? Itu kan nggak baik! Kenapa harus dilakukan? Emang nggak melanggar aturan? Pasti banyak orang yang akan bertanya-tanya, prasangka dalam suatu konflik itu tidak sangat baik. Lantas mengapa saya mengatakan prasangka itu bisa menjadi momok yang baik dalam berkonflik. 

Sebelum kita bahas lebih jauh tentang itu semua, mari kita telaah dulu apa arti dari kata prasangka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prasangka yaitu suatu pendapat atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahuinya sendiri atau bisa dibilang pendapat sementara seseorang sebelum mengetahui kebenaran atau keasliannya.

Lantas apakah dengan berprasangka itu dapat menyelesaikan suatu konflik? Atau malah menambah suatu masalah? Nah itu tergantung setiap individu kawan. Menurut pandangan saya sendiri, kita boleh mengeluarkan pendapat atau prasangka kita sendiri, asal jangan sampai itu menyakiti orang lain, bisa tambah panjang masalahnya. 

Kadang ada saja orang yang setiap mendengarkan prasangka atau pendapat sementara kita langsung tersinggung dengan omongan kita padahal kita hanya ingin bermaksud baik, tapi orang tersebut langsung mencap kita sebagai orang yang tidak tahu sopan santun dalam berbicara.

Kita bisa saja mengeluarkan prasangka atau pendapat sementara kita selama itu masih baik dan kita sendiri tahu tempatnya dalam berbicara. Jangan langsung suka memberikan persepsi yang buruk terhadap orang lain. Lihatlah sekelilingmu jika kamu ingin menyampaikan pendapatmu. 

Dan jangan lupa lihat juga konflik atau masalah yang sedang di bahas, Jangan asal berbicara apalagi sampai keluar dari konteks yang sedang dibicarakan. 

Usahakan prasangka yang kamu jelaskan itu tidak menyakiti hati seseorang, siapa tahu prasangkamu itu dapat beralih menjadi pendapat yang diterima oleh banyak orang, dan akhirnya kamu sendiri disanjung-sanjung karena telah menyelesaikan suatu konflik

Di Indonesia sering terjadi masalah seperti begitu. Contoh kecilnya saja saat ada pengendara motor yang tidak sengaja menabrak pengendara motor lain, setelah itu karena salah satu pengendara tidak ingin disalahkan, maka terjadilah percekcokan. 

Apalagi saat sudah dibawa ke ranah hukum, bisa saja para pengendara motor tersebut dapat membawa saksi ataupun pengacara yang dibayar agar dapat memberikan prasangkanya terhadap hakim walaupun sebenarnya tidak diketahui kebenarannya. Sehingga salah satu dari mereka akan bebas, dan salah satunya berakhir di jeruji besi. Itu bisa sangat berbahaya dan dapat mempengaruhi psikologis seseorang.

"Mulutmu adalah harimaumu" jangan sampai mulut kita sendiri tidak bisa menahan gejolak apa yang ingin kita bicarakan. Kepala kita boleh panas, asal hati tetap dingin, dengan cara seperti ini juga kita dapat membiarkan hati kita tetap tenang supaya kita dapat mengontrol apa yang ingin kita keluarkan.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua! Salam sejahtera bagi kita semua!
***

#Irna&Daung

#Smd30082018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline