Lihat ke Halaman Asli

Balada Kantong Kresek

Diperbarui: 16 Oktober 2017   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperkenalkan hal dan kebiasaan yang baru kepada banyak orang tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor dan tahap yang harus dilalui ketika kita ingin mempengaruhi dan merubah kebiasaan orang menjadi sebuah kebiasaan yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita dekat dengan sesuatu yang disebut dengan persuasi. Persuasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu sebagai ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya; bujukan halus.

Di dalam ilmu komunikasi, persuasi bisa tersampaikan dari komunikator ke pihak komunikan melalui tiga tahap. Tiga tahap persuasi dibagi menjadi tiga komponen. Komponen yang pertama adalah kognitif yang berarti  individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan. Komponen yang kedua adalah afektif yang berarti Individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek. Komponen yang terakhir adalah konatif yang berarti perilaku ini sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu tindakan terhadap objek.

Persuasi sendiri dalam prakteknya bisa melalui banyak hal. Kanal-kanal persuasi antara lain adalah melalui iklan, kampanye, demo, dan lain-lain. Banyak usaha persuasi dilakukan oleh perusahaan di Indonesia supaya produk dan jasanya laku di pasaran. Namun dengan majunya zaman, khalayak sudah tidak bisa lagi dengan mudahnya terpengaruh dengan persuasi perusahaan dan menelan mentah-mentah isi pesan. Hal ini bisa kita lihat dari teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Teori ini diungkapkan oleh Katz dan Blumler ini mengungkapkan bahwa khalayak sangat berperan untuk menentukan media mana yang akan mereka pilih untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing dan juga pesan mana yang akan mereka serap dan mereka aplikasikan pada kehidupan mereka.

Perusahaan mengupayakan berbagai kampanye untuk menarik perhatian khalayak dan konsumen. Kanmpanye yang digunakan bermacam-macam. Salah satu metode kampanye yang digunakan oleh perusahaan adalah menyangkutpautkan produk mereka dengan isu yang sedang "panas". Salah satu isu yang masih "panas" adalah isu tentang lingkungan. Isu tentang pemanasan global adalah salah satu isu lingkungan yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menarik perhatian khalayak. Salah satu cara kampanye adalah dengan mengkampanyekan hidup cinta lingkungan dengan membawa tas belanja sendiri ketika belanja ke supermarket atau mini market.

Hal ini ditujukan supaya mengurangi penggunaan plastik yang sudah sangat membludak dan menyebabkan pencemaran serta pemanasan global. Namun ternyata hal itu belum cukup efektif, bisa kita perhatikan ketika kita datang ke sebuah supermarket yang menggalakkan program tersebut, masih banyak pembeli yang memilih untuk menggunkan kantong plastik kresek. Salah satu tempat perbelanjaan yang mewajibkan pembelinya membawa tas belanja sendiri adalah Carrefour.

Dilansir dari tribunnews.com, sejak tahun 2012 jika tidak memawa tas belanja, maka Carrefour menjual tas belanja yang disebut dengan GreenBag dan dihargai senilai Rp 9.900,00. Tas ini diharapkan selalu dipakai oleh pembeli ketika kembali berbelanja di Carrefour. Namun jika tidak membawa tas belanja sendiri ataupun membeli GreenBag, pembeli tetap bisa menggunakan kantong plastik kresek biasa dengan menambah biaya sebesar Rp 200,00 untuk kantong kecil dan Rp 400,00 untuk kantong besar.

Dengan melihat peluang ini, beberapa perusahaan akhirnya menggunakan kantong plastik dengan inovasi baru yaitu kantong plastik yang mudah diuraikan. Salah satu perusahaan yang berusaha mengkampanyekan produk ramah lingkungannya adalah PT. Indomarco Prismatama dengan usaha waralabanya yaitu Indomaret. Indomaret sendiri merupakan gerai waralaba yang menjual berbagai keperluan, mulai dari pangan hingga sandang dan juga keperluan kesehatan dan kecantikan.

Gerai Indomaret tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Sebagai toko serba ada, Indomaret tentu saja menggunakan kantong plastik di dalam setiap transaksi penjualannya. Bisa kita bayangkan berapa banyak plastik yang terpakai setiap harinya jika gerai Indomaret saja sudah tidak bisa kita hitung menggunakan jari. Banyak sekali bukan?

Plastik pada dasarnya adalah sebuah materi yang sangat susah diuraikan. Di dalam buku Sehat Dari Meja Makan keluaran penerbit Trubus, dijelaskan bahwa plastik dibagi ke dalam beberapa golongan dan jenis. Beberapa diantaranya adalah plastik dengan jenis PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, SAN, ABS, dan Nylon. Plastik-plastik inilah yang dikategorikan sebahai plastik yang susah untuk diuraikan. Maka dari itu Indomaret mengeluarkan kantong plastik ramah lingkungan yang diklaim bisa terurai dalam waktu hanya 2 tahun, jauh lebih cepat daripada plastik biasa yang baru bisa terurai dalam waktu 100 tahun.

Hal ini menarik untuk ditanggapi apalagi mengingat program diet plastik yang dicanangkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu. Program diet kantong plastik mengacu pada UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan juga Surat Edaran (SE) Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. S.1230/PSLB3-PS/2016 tentang harga dan mekanisme penerapan kantong plastik berbayar.

Program diet kantong plastik pemerintah disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebuah situs mengenai diet kantong plastik bahkan didirikan oleh beberapa orang untuk mendukung program pemerintah tersebut. menurut saya, situs yang beralamatkan di dietkantongplastik.info tersebut sangat membantu pemerintah untuk mengkomunikasikan dan mengkampanyekan program. Yang unik dari situs dietkantongplastik.info adalah para pendiri dan penggagas yang ternyata berada diluar bangku pemerintahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline