Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Iqbal

TERVERIFIKASI

Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Cerpen: Cinta Sang Anjing

Diperbarui: 21 Oktober 2020   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Helena Lopes dari Pexels

Aku seekor Anjing yang mandiri, aku seekor ras dari seberang yang jauh ke barat negeri hutan ini, sejak kecil aku terbiasa mengembala para domba-domba itu, sejak kecil aku terbiasa menyalak, mengigit dan mengejar buruan, sejak kecil aku terbiasa untuk bertahan hidup di hutan ini, ayah ku mengajarkan ku tentang semua itu sebelum mati karena terjerat oleh jebakan para penguasa hutan ini, dia meninggalkan ku di usia ku yang muda.

Di tengah hutan ini aku bertahan hidup membekali diri ini dengan banyak pengetahuan dan informasi untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu, ditengah hutan ini aku memaksa diri ku untuk berlari mengejar bulan di malam hari dan menantang matahari di siang hari, belajar untuk bersahabat dengan ganasnya para Serigala hutan, bertahan dari gigitan racun sang Cobra dan meregang tulang-tulang dari lilitan sang Phyton.

Ditengah hutan ini aku bertemu dengan seekor babi, dia hampir mirip dengan ku, aku melihat ketangguhan di dalam dirinya, dia betina yang kuat, dia hebat dan tidak seperi kebanyakan betina di hutan ini, dia berbeda, aku suka dia, sepertinya aku jatuh hati dengan babi betina itu.

"Aku akan menikahi babi betina itu" aku berbicara di atas danau.

para tetua tidak mengizinkan ku untuk menikahinya, babi betina itu tidak cocok untuk ku, namun aku memiliki pandangan yang berbeda, aku cinta babi betina itu aku akan menikahinya, aku akan bersamanya menantang indanhnya dunia ini.

"kamu harus kuat, aku akan selalu ada disamping mu" sahut ku kepada pasangan hidup ku babi betina itu.

Setelah sebelas tahun pernikahan ku dengannya, babi betina itu terjerat jaring propaganda penguasa hutan ini, babi betina itu termakan limbah kehidupan yang dibuat oleh penguasa hutan ini, saat ini ia lemah, ia tidak sekuat dulu, ia kehilangan semangat.

Aku adalah seekor Anjing yang berumur pendek dan dia adalah seekor Babi yang juga berumur singkat, namun kami selalu bermimpi seperti sang kura-kura yang berumur seribu tahun, aku akan selalu menggenggam tangan kecil mu ketika aku bermimpi, aku akan selalu menggendong mu di punggung ku ketika aku berburu, aku akan selalu memberikan buruan ku untuk mu, karena kamu betina ku.

"sudah malam, tidurlah, besok kita akan cari petapa untuk mengobatimu" sahutku berbisik di telinga babi betina itu sambil meneteskan air mata.

-TAMAT-

M.I.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline