Lihat ke Halaman Asli

ioanes rakhmat

Science and culture observer

Bahaya Smartphones/Laptops/PCs bagi Kesehatan Tubuh dan Mental

Diperbarui: 4 Juni 2019   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Jeff Pachoud/AFP/Getty Images

Updated 4 Juni 2019

Saya termotivasi untuk menulis artikel ini setelah baru saja membaca sebuah artikel yang terbit di koran online Independent edisi 12 Agustus 2018 tentang bahaya kebutaan yang dapat ditimbulkan sinar biru ("blue light") yang memancar dari layar LCD laptop atau PC atau smartphone. 

Setelah membaca beberapa artikel lain yang relevan, saya dapat menyumbangkan ke teman-teman pengetahuan penting di bawah ini. Semoga bermanfaat.

Sinar biru smartphones/laptops/PCs yang terlalu tajam dan lama masuk ke dalam mata ditemukan mempercepat dan memperbesar risiko terserang penyakit Age-related Macular Degeneration (AMD) pada orang yang berusia 50 tahun ke atas. AMD membuat pusat medan penglihatan terganggu, berakibat penglihatan makin buram atau si penderita akhirnya dapat cepat buta.

Lalu, bagaimana mengatasi bahaya sinar biru dari devices atau gadgets anda? Ya, anda dapat memakai sunglasses atau kaca mata hitam untuk filterisasi UV dan sinar biru dari luar. Smartphones kini sudah dilengkapi dengan fitur filter sinar biru yang perlu diaktifkan (Settings>Display>Blue Light Filter On). Selain itu, jangan menggunakan smartphone anda di tempat gelap atau di malam hari yang minim cahaya beberapa jam sebelum jam tidur anda tiba.

Sedikit lebih jauh tentang AMD (penyakit degenerasi atau penuaan dan penurunan fungsi makula pada insan lansia) dan terapinya sangat perlu diketahui.

Penyakit degenerasi atau penuaan makula. Sumber gambar: AlilaMedicalMedia|Shutterstock.com

Makula adalah suatu bagian kecil paling sensitif yang berada dekat bagian pusat retina (bagian belakang mata). Makula diperlukan untuk orang dapat melihat dengan tajam dan terpusat objek-objek yang berada persis lurus di depan mata, dan membedakan cahaya dan objek-objek yang dilihat. Saya perlu beberkan lebih jauh. 

AMD terjadi lebih dini jika mata terpapar lama dan terus-menerus pada cahaya dengan panjang-gelombang (wavelength) pendek (seperti cahaya biru smartphone) yang memicu terproduksinya molekul-molekul beracun dalam sel-sel mata yang sensitif cahaya.

Kebanjiran cahaya biru yang terus-menerus tidak dapat diblokir atau dipantulkan kembali oleh lensa dan kornea mata. Akibatnya, banjir cahaya biru itu langsung menyasar ke retina dan merusaknya, khususnya bagian makula pada retina, sehingga penglihatan memburam, dan mengurangi tahap demi tahap kemampuan-kemampuan lain seperti membaca, melihat jalan, membedakan warna, dan mengenali wajah.

Kondisi degeneratif penglihatan itu terjadi karena sel-sel yang sensitif cahaya dalam retina yang rusak itu akhirnya mati. Dalam kondisi mata yang sehat, sel-sel tersebut membutuhkan molekul-molekul yang dinamakan molekul retinal (suatu bentuk vitamin E) untuk mempersepsi dan menangkap cahaya dan memicu sinyal-sinyal penglihatan yang dikirim ke otak, sehingga orang dapat melihat.

Jika mata terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus pada cahaya biru, sel-sel retinal memberi reaksi berantai yang bermuara pada terbentuknya molekul-molekul kimiawi yang beracun dalam sel-sel penerima dan penerus cahaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline