Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Mari Menjaga Air dan Merawat Kehidupan (Refleksiku pada Hari Air Sedunia 2021)

Diperbarui: 22 Maret 2021   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Desa Bea Ngencung, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT mengambil air di kali Wae Musur, Sabtu (29/6/2019).(Nansianus Taris)

Pada tanggal 22 Maret 2021, kita merayakan Hari Air Sedunia. Hari Air Sedunia merayakan air dan meningkatkan kesadaran akan krisis air global. Fokus utama dari peringatan ini adalah untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6: air dan sanitasi untuk semua pada tahun 2030.

Bagaimana kita merefleksikan Hari Air Sedunia 2021 ini yang mengambil tema "Valuing Water" atau Menghargai Air? Saya sebagai warga NTT, wilayah yang selama ini masih menghadapi kesulitan air bersih, ingin berbagi kisah dan harapan bagi kita semua. 

Potret kesulitan air bersih di NTT

Sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur didominasi oleh lahan kering. Air merupakan sesuatu yang langka. Kelangkaan air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sudah menjadi perkara tahunan. Puncaknya adalah bulan April sampai Oktober, atau persisnya memasuki musim kemarau.

Selama periode kemarau ini, debit air sungai sudah mulai kisut, saluran irigasi persawahan mengering dan suara miris akibat gagal panen mulai terdengar di mana-mana.

Maka, sebagai upaya mewanti-wanti dan atau menyiasati kelangkaan air bersih di musim kemarau, masing-masing kepala keluarga berinisiatif membuat sumur bor dengan kedalaman tertentu. 

Air sumur itu nantinya akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi air minum, air mandi/cucian maupun untuk keperluan pertanian.

Fungsi sumur bor ini juga sengaja didesain untuk kebutuhan air jangka panjang. Secara khusus bagi mereka yang tinggal di wilayah paling rentan kekeringan, seperti di Pulau Sumba, Alor, Timor, dan Sabu.

Situasi ini sedikit berbeda dengan kami yang tinggal di Pulau Flores, misalnya. Di mana terdapat hutan hujan tropis yang lumayan luas dan curah hujan cukup stabil setiap tahunnya.

Setidaknya, bertolak dari keunggulan topografi tersebut masyarakat di Pulau Flores sedikit terbantu untuk kebutuhan air bersih dan memungkinkan para petani untuk mengolah lahan pertanian mereka.

Lebih lanjut, masyarakat NTT perlu bersyukur ihwal beberapa tahun terakhir ini pemerintah pusat telah membuat bendungan penampungan air di berbagai reksa wilayah di NTT. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline