Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Nikmatnya Lemang Kancung Beruk Khas Kerinci

Diperbarui: 9 November 2020   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Lemang Kancung Beruk makanan khas Kabupaten Kerinci/ Rina via metrojambi.com

Daerah Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi selain terkenal sebagai sentra penghasil kulit manis, juga menyimpan banyak keunikan. Di daerah Lempur ini juga terdapat hutan adat dengan luas 40.000 Ha, yang dikelola oleh masyarakat adat bernama hutan adat Lekuk 50 Tumbi.

Hutan adat ini pernah mendapat penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional, Kalpataru, pada tahun 2015. Dalam pengelolaannya, pemegang adat mengeluarkan aturan adat untuk melindungi, serta memberi sanksi adat bagi masyarakat yang merusak hutan adat Lekuk 50 Tumbi ini. Hutan adat oleh masyarakat setempat sering disebut "Imbo Larangan" (Imbo dalam bahasa Kerinci, artinya rimba).

Ilustrasi: Tumbuhan Kantong Semar sebagai wadah bakal lemang (Foto: bukusehat.com via traveltodayindonesia.com)

Salah satu tanaman yang tumbuh di kawasan hutan adat Lekuk 50 Tumbi adalah Kantong Semar (Nephentes ampullaria), atau di daerah Lempur dikenal dengan nama lokal Kancung Beruk. Kantong Semar termasuk tanaman yang dilindungi.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukan Kantong Semar dalam red list sebagai tanaman yang sangat berisiko punah, pada tahun 2014 yang lalu. Uniknya di daerah Lempur, Kantong Semar atau Kancung Beruk ini dijadikan kuliner khas Lempur.

Untuk diketahui, di daerah Lempur setiap tahun diadakan Kenduri Sko. Kenduri artinya pesta, Sko artinya pusaka. Kenduri Sko sudah ada sejak dulu, dengan ritual menurunkan benda-benda pusaka nenek moyang untuk dibersihkan.

Tapi kini Kenduri Sko lebih kepada kenduri setelah panen, tidak lagi melaksanakan ritual menurunkan benda-benda pusaka. Namun, hanya lebih sebagai ucapan rasa syukur, karena masa panen telah datang .

Seremonial seperti memanggil roh nenek moyang dengan membakar kemenyan pada saat Tari Tauh dan Mantau tetap dilakukan sebagai bagian pelestarian budaya. Pada intinya Kenduri Sko ini adalah ungkapan rasa syukur setelah menuai padi, berterimakasih kepada nenek moyang yang telah merintis juga mempererat silaturahmi.

Acara Kenduri Sko juga merupakan acara pelantikan pemangku adat seperti Depati, Ninik Mamak dan gelar adat lainnya. Karena setiap tahun ada regenerasi untuk pemangku adat ini.

Nah, dalam Kenduri Sko ini selain makanan tradisonal seperti lemang yang wajib untuk acara adat, juga terdapat kuliner lemang Kancung Beruk. Lemang Kancung Beruk ini adalah makanan dari ketan dalam wadah tanaman Kancung Beruk atau Kantong Semar, dan disajikan dengan kuah santan srikaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline