Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Ada 5 Cara Bos Menghadapi Karyawan yang Kritis

Diperbarui: 22 Juli 2021   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karyawan dan bos sedang berdiskusi. Sumber: SHUTTERSTOCK/RED MANGO via Kompas.com

Pelajari siapa bos Anda bukan dari pandangan mata saja, tetapi lebih-lebih dari kesempatan berdiskusi dengannya. Anda akan tahu bagaimana cara bos menghadapi karyawan-karyawan yang kritis.

Gambaran tentang bos bisa saja ditemukan dari saat perjumpaan dengannya entah itu dalam forum diskusi, maupun dalam kesempatan pertemuan pribadi dengannya.

Jarang sih ditemukan seorang bos yang menjelaskan tentang karakter diri dan kepemimpinannya. Umumnya bos menunjukkan secara langsung melalui kesempatan diskusi atau pertemuan pribadi.

Untuk mengenal bagaimana sikap bos terkait suatu hal, maka perlu mencoba dengan mengajaknya mendiskusikan suatu tema. Suatu pengalaman yang menguntungkan saya bahwa baru-baru ini saya bersama seorang teman karyawan sepakat menelepon bos untuk meminta waktu bertemunya.

Sebagai orang baru saya sebenarnya ingin mengenal lebih jauh lagi bos saya, ya ingin tahu lebih dalam lagi atau lebih dari sekadar kesan awal pada perjumpaan pertama. Tentu berbeda dengan teman saya yang sudah lama bekerja bersama bos itu. Teman saya itu tampaknya sangat kritis.

Ketika kami meneleponnya, jawaban yang sangat mengejutkan kami ialah bahwa ia bersedia pada waktu itu juga. Hal itu bagi saya merupakan sesuatu yang menarik. Mengapa saya katakan hal itu menarik?

1. Umumnya orang Jerman punya kebiasaan membuat janji (Termin), namun bosku bisa juga tanpa Termin

Termin bagi mereka itu sangat penting. Bahkan bisa dikatakan hidup mereka itu adalah rangkain Termin. Termin kerja di kantor, pertemuan dengan bos, pertemuan dengan teman dan segala urusan harus ada Termin.

Karena itu bagi mereka kalender Termin itu sangat penting, ya tentu bukan lagi cuma mereka, saya juga akhirnya seperti itu. Sedikit-sedikit Termin. 

Bayangkan saja berapa banyak Termin yang dimiliki kalau saja sampai liburan pada beberapa bulan depan saja sudah ada Termin-nyaBelum lagi janjian untuk vaksin pertama dan kedua, lalu janjian dengan dokter untuk bersih gigi dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline