Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Penyangkalan Akan Dorong Penyebaran HIV/AIDS di Aceh

Diperbarui: 5 November 2019   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: timesofindia.indiatimes.com)

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr Imam Murahman di Meulaboh, mengatakan tingginya sebaran penyakit HIV/AIDS di Aceh dikarenakan seks menyimpang seperti homoseksual. Ini ada di lead berita "Perilaku Seks Menyimpang Cara Penyebaran HIV/AIDS di Aceh" di indozone.id, 10/9-2019.

Pernyataan di lead berita itu tidak akurat, karena:

Pertama, risiko tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubunga seksual (di luar nikah, seks menyimpang, zina, melacur, selingkuh, homoseksual, dll.), tapi karena kondisi pada saat terjadi hubungan seksual (salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom).

Kedua, disebutkan " .... tingginya sebaran penyakit HIV/AIDS di Aceh dikarenakan seks menyimpang seperti homoseksual." Infeksi HIV/AIDS pada kalangan homoseksual, khususnya gay, merupakan terminal terakhir karena mereka tidak mempunyai istri. Kalau pun ada sebaran HIV/AIDS itu hanya terjadi di komunitas gay.

Ketiga, disebutkan " .... penyakit HIV/AIDS ...." Ini tidak akurat karena HIV/AIDS bukan penyakit. HIV adalah virus sedangkan AIDS adalah kondisi pada seseorang yang tertular HIV secara statistik terjadi antara 5 -- 15 tahun setelah tertular.

Dengan mengatakan " .... tingginya sebaran penyakit HIV/AIDS di Aceh dikarenakan seks menyimpang seperti homoseksual" maka yang jadi pertanyaan besar adalah: mengapa 20 persen dari jumlah kumulatif HIV/AIDS di Aceh terdeteksi pada ibu rumah tangga?

Ini ada dalam berita "Astaga! 840 warga Aceh terjangkit HIV/AIDS" (elshinta.com, 10/9-2019): Menurutnya (Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr Imam Murahman-pen.), sebagian besar pengidap penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut terdiri dari kalangan wiraswasta sebanyak 40 persen, dan 20 persen kalangan ibu rumah tangga.

Dalam laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 27/8-2019, jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Aceh 1.168 yang terdiri atas 642 HIV dan  526 AIDS. Tapi, dalam berita indozone.id, 10/9-2019 dan elshinta.com, 10/9-2019 disebutkan jumlah kasus HIV/AIDS di Aceh 840.

Baca juga: AIDS di Aceh, Data Kemenkes Berbeda dengan Dinkes Aceh

Terlepas dari perbedaan angka yang perlu diingat adalah jumlah yang terdeteksi tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV erat kaitannya dengan fenomena gunung es. Kasus yang terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut.

Dok Pribadi

Maka, kasus-kasus HIV/AIDS pada warga Aceh yang tidak terdeteksi akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline