Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Di Balik yang Tampak oleh Mata

Diperbarui: 28 November 2018   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi |pixabay.com

Sekilas, foto bunga jepretan saya di bawah ini tampak  tidak fokus, bahkan "salah fokus". Istilah teknisnya memang #OOT. Bukan bunganya yang tampil tajam, tapi justru pucuk dan beberapa helai daun yang hijau memamerkan serat-serat indahnya. Tak terduga? Tidak sesuai harapan? Akankan saya kecewa atau terganggu melihat bunganya yang tertampilkun ngeblur atau kabur, atau asik saja menikmati keindahan ruas dan pucuk daun menghijau segarnya?

Perspektif | Foto: Indria Salim

Ini membuat saya teringat bahwa rencana-Nya, bukan rencana saya. Apa yang baik buat saya, belum tentu baik di mata Tuhan -- karena Tuhan Yang Maha Kasih sudah punya rencana yang terbaik buat hidup saya (kita).

Ada suatu momen dalam hidup ini, ketika kita merasa berada di antara ilusi dan realita. Bila memikirkan lebih dalam, terpaparkan impian-impian berwarna, penuh dengan kelepak sayap-sayap indah kupu-kupu. 

Kupu-kupu tampak bersenang-senang sepanjang hari. Namun ingat, mereka melewati fase kehidupan sebagai ulat bulu yang dibenci banyak orang, lalu bertapa lama. Bagaimanapun, suasana sekitar tetumbuhan semakin indah dalam perjumpaan dan persinggahan kupu-kupu.

Impian-impian itu terbentang luas -- dari hal paling sederhana sampai yang seakan tidak terbayangkan. Impian tentang suatu perubahan dan perkembangan diri yang besar, dan diharapkan terwujud seindah hasil metamorfosis ulat bulu menjadi bentangan sayap-sayap indah kupu-kupu.

Ada saat-saat ketika hidup ini terasa berat, seperti sebuah kuncup kecil yang berjuang keras menjadi bunga yang mekar. Kalau kita sadari, sebenarnya kita telah melampaui tahap demi tahap kehidupan, mengatasi hambatan dan rintangan, menembus hutan ganas menuju pada tujuan utama dan penting dalam kehidupan. Perjalanan, tidak sepenuhnya terhenti dan selesai dalam satu titik pencapaian, terlebih bila itu hal yang fana.

Satu hal yang terus menjadi tugas kita adalah menggali potensi diri. Setidaknya itu bagi saya pribadi. Selain itu, penting untuk "belajar" memahami panggilan hidup ini, menjadikannya  hidup bermakna, dan membuat perubahan demi kebaikan sesama. Sekadar renungan sekilas, pada sebuah pagi yang hangat. | indriasalim |




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline