Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

Cerpen: Kencan Buta Larasati

Diperbarui: 4 Oktober 2021   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang perempuan menatap layar gadget (Gambar: Saydung89 Via Pixabay)

Banyak yang ingin kulakukan sebelum pukul dua belas malam. Bukan berdansa dengan pangeran tampan, atau larut di kemeriahan pesta. Lantas meninggalkan sepatu kaca di anak tangga istana. Layaknya dongeng, kehidupan penuh keajaiban. Namun kenyataannya, harus selalu diperjuangkan. 

Namaku Larasati Magdalena, umur tiga puluh tiga tahun. Bekerja sebagai kepala administrasi pembelian di sebuah perusahaan swasta. Mencari jodoh yang seiman, berwibawa dan mapan. 

Hanya itu yang dapat kucantumkan pada aplikasi kencan buta. Malam ini adalah program pertemuan pertama. Dan terakhir kurasa. Tindakan coba-coba, setengah terpaksa. 

Ide gila itu terlintas saat kupastikan tak ada lagi jalan pintas. Malas rasanya mengais kenangan mantan atau mencoba menjalin hubungan dengan kenalan lama. Perasaan tak bisa dipaksakan meski tengah terdesak. 

"Kapan kamu punya pasangan?" Dari dua bulan lalu, ayah dan ibu tak berhenti bertanya. Pemicunya kasih sayang dan cinta. Mereka tak pernah memaksakan hal yang membuatku tak nyaman. 

Namun soal pernikahan, lambat-laun akan menjadi pertanyaan. Kutahu mereka tak pernah peduli omongan orang. Selama tak ada siapapun yang dirugikan. 

Bagaimanapun, akulah yang selama ini berjuang untuk keluarga. Melepaskan diri dari hidup susah dan pandangan sebelah mata. Dan bekerja, adalah satu-satunya cara. 

Malam itu aku berdandan seperti biasa. Tak berlebihan. Aku tak mau terlihat seperti dakocan atau ratu pantai selatan. Toh bila memang berjodoh, dia mesti menerimaku apa adanya, bukan?

Program dimulai pukul delapan malam. Dan aku merasa konyol datang lebih awal. Di sebuah cafe yang cukup romantis. Aku akan berusaha mendapatkan pasangan. Mencoba peruntungan akan kuasa Tuhan. 

Kami diberi waktu satu jam untuk saling mengenal pasangan. Bila cocok, tak perlu pindah meja. Namun bila tak berkenan, masih ada tiga sesi pertemuan tersisa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline