Lihat ke Halaman Asli

Jani dan Awan

Diperbarui: 3 Februari 2020   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

(*)
Rinjani Ruby Priskila atau biasa dipanggil Jani. Seorang perempuan yang mempunyai hobi membaca buku apapun. Sudah banyak sekali buku yang dia baca dan tamatkan. Yang Jani suka dari membaca itu, setelah Jani menamatkan bacaannya Jani dapat belajar banyak dari kejadian yg telah dilewati tokoh didalamnya. Jani juga menambah wawasannya mengenai tempat dari latar belakang tempat kejadianya, bahasa yang digunakan dalam bacaannya, pokonya Jani banyak belajar dengan membaca. Karena membaca adalah gudang atau kunci dari pengtahuan. Mulai dari menjadi public speaking, ber argument, mengkritik, sabar, tidak pendendam, rendah hati, dan masih banyak lagi. Itu yang Jani suka dari membaca, Jani dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yg dialami oleh para tokoh.

" Mahh, jani berangkat dulu yaa."

Jani, perempuan biasa yang sedang duduk dibangku SMA. Tinggal bersama kedua orang tuanya dan dua orang saudaranya.
Awan, sahabat jani satu-satunya, sudah parkir didepan rumahnya.

" Pagii Jani, udh sarapan belum nih? "

" Jani hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya "

Yaa seperti biasanya, Jani tak pernah sarapan kalau mau berangkat sekolah. Sepertinya hanya awan yang tau semua kebiasaan Jani mulai dari hal-hal jeleknya hingga hal-hal baik dan luar biasanya yang menjadikan Jani wanita sempurna dimata Awan.

" Yaudah nanti kita sarapan dulu sebentar yaa "

" Tapi ini udh siang Awann " dengan muka yang khawatir akan masuk sekolah kesiangan.

" Kamu sih kebiasaan, kan kasian perut kamu tuh, nanti cacing-cacing di perut kamu pada demo " sambil tertawa.

" Gapapa, mereka udah biasa demo kok setiap hari, nanti juga damai lagi " balasnya sambil tertawa juga.

" Kamu tuh yaa susah kalo dikasih tau, yaudah kita beli makan dibungkus aja yaa,  nanti istirahat sekolah kita makan bareng, okee? " tanyanya sambil mengusap-usap kepala sahabat satu-satunya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline