Lihat ke Halaman Asli

Beryn Imtihan

TERVERIFIKASI

Penikmat Kopi

Menyusuri Jalan Baru dalam Karier di Usia Menjelang Kepala Empat

Diperbarui: 24 September 2025   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Seorang mahasiswa menyapa dosen. (Sumber: Gemini AI)

Ada masa ketika pilihan hidup terasa menggantung di persimpangan. Satu jalur menuntun pada kelanjutan studi, memperdalam ilmu, dan menjaga kenyamanan profesi yang telah akrab. Sementara jalur lain menawarkan petualangan baru, penuh risiko, namun menjanjikan ruang lebih luas untuk mewujudkan idealisme.

Dalam kebimbangan itu, pikiran terus berputar. Tetap berada di jalur lama berarti bertahan dalam kepastian dan stabilitas. Namun, ada panggilan batin yang sulit diabaikan: dorongan melangkah keluar dari zona nyaman, menjajal lintasan karier baru, dan memberi dampak yang lebih nyata.

Melompat ke Dunia Baru

Keputusan meninggalkan ruang kelas yang akrab bukanlah hal sepele. Ada kenyamanan dalam suara riuh diskusi mahasiswa, dalam tumpukan catatan dan diktat, dan dalam kebiasaan pagi yang teratur. Semua itu tiba-tiba berganti dengan tugas yang lebih cair, berhadapan dengan masyarakat desa dan dinamika yang tak terduga.

Hari pertama terasa janggal. Dokumen dan istilah baru berseliweran tanpa henti. Tangan sibuk menyalin catatan, sementara kepala berusaha keras memahami alur kerja yang berbeda jauh dari rutinitas sebelumnya. Rasanya seperti kembali menjadi murid, dengan buku catatan penuh coretan dan tanda tanya.

Namun, di balik kebingungan itu, ada semacam gairah yang tumbuh. Dunia baru menawarkan ruang belajar yang luas. Tiap pertemuan dengan warga desa, tiap rapat, bahkan tiap obrolan ringan, menjadi pelajaran tersendiri. Perlahan, rasa asing berubah menjadi rasa ingin tahu yang terus menggelora.

Keputusan yang awalnya diragukan, lambat laun terasa lebih masuk akal. Ada energi baru yang lahir dari tantangan. Meski perjalanan tak mudah, semangat belajar kembali menguatkan keyakinan bahwa melangkah keluar dari zona nyaman bukanlah kesalahan, melainkan kesempatan menemukan diri dengan cara yang berbeda.

Pahit-Manis Perjalanan

Tak butuh waktu lama hingga kenyataan menunjukkan wajahnya yang berlapis. Ada hari ketika pekerjaan mengalir lancar, diwarnai senyum masyarakat yang merasa terbantu. Namun, ada pula hari yang penuh kepenatan, ketika urusan teknis atau miskomunikasi membuat langkah terasa berat dan melelahkan.

Perjalanan ke desa-desa kadang meninggalkan kisah tak terduga. Pernah motor mogok di tengah terik, membuat perjalanan sederhana menjadi ujian kesabaran. Ada pula saat-saat genting ketika hubungan dengan mitra desa renggang, memaksa belajar lebih banyak tentang sabar dan cara menata komunikasi.

Namun, tak semua penuh kerikil. Ada kegembiraan sederhana saat jarak kerja terasa lebih dekat, atau ketika menemukan teman baru yang ramah dan ringan tangan. Bahkan, momen sepele seperti secangkir kopi hangat bersama warga di bawah pohon kelapa bisa menjadi energi yang menenangkan di sela rutinitas.

Pahit-manis itulah yang perlahan membentuk cara pandang baru. Bahwa perjalanan ini bukan semata-mata tentang pekerjaan, melainkan tentang tumbuh bersama realitas. Menyadari bahwa di balik setiap kesulitan, ada pula kepingan kebahagiaan yang layak dirayakan.

Titik Balik dan Pelajaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline