Lihat ke Halaman Asli

Imron Fhatoni

Belajar selamanya.

Mencari Kebijaksanaan dari Buku "Berani Tidak Disukai"

Diperbarui: 1 September 2021   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku berani tidak disukai (Dokumentasi pribadi)

Beranikah kita menjadi orang yang tidak disukai? 

Pertanyaan itu nampaknya sederhana, tapi saya tidak yakin jawabannya juga akan sederhana. 

Banyak orang yang tidak siap menjalani hidup tanpa memikirkan pandangan orang lain, termasuk saya. 

Banyak yang tidak siap menerima kritik, pendapat, bahkan hinaan orang lain terhadap kehidupan yang mereka jalani.

Padahal, jika kita sedikit tenang dan mengubah cara pandang, maka kritikan itu laksana obat yang menyembuhkan kita. 

Jika kita bisa bersikap baik-baik saja terhadap hinaan, maka sebentar lagi kita akan menjadi manusia kuat yang tahan banting dan segera mengantarkan kita ke gerbang kebahagiaan sejati.

Saya baru saja membaca buku Berani Tidak Disukai, karangan penulis Jepang Ichiro Khisimi dan Fumitake Koga. 

Buku tersebut berisi panduan, nilai-nilai, serta ajaran filsafat yang dikembangkan oleh Psikolog Alfred Adler. 

Gagasan utamanya adalah berani menjadi diri sendiri. Maksudnya, menjadi seseorang yang berpegang teguh pada sutu nilai, meski dengan berpegang pada nilai itu, kita mungkin akan dibenci atau tidak disukai banyak orang.

Tapi, bukankah kita ini makhluk sosial yang mesti menjaga hubungan atau relasi dengan orang lain? Benar. Tapi hiduplah secara wajar dan bergaullah secara patut. Jangan pernah berfikir untuk menyenangkan semua orang. Sebab orang yang hidupnya ditujukan untuk menyenangkan orang lain, ia akan kehilangan dirinya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline