Lihat ke Halaman Asli

Kegelapan Jiwa Yang Membeku

Diperbarui: 23 Juli 2025   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terjebak dalam kegelapan jiwa yang membeku,
Hampir menyerah, harapan terakhir kupupuk.
Bayang-bayang kematian menghantui setiap langkahku,
Aku ingin terbebas, tapi tak ada sayap yang kuat.

Aku merasa lelah, beban hidup menghimpit,
Beratnya tanggung jawab, membuatku hampir tak bernapas.
Aku ingin berteriak, tapi suara ku bisu,
Aku ingin menangis, tapi air mataku kering, tak ada lagi tetesan air mata.

Rasa sedihku mendalam, menghancurkan jiwaku,
Aku merasa tak berarti, harapan kupandangi, lenyap.
Tapi aku sadar, ada secercah cahaya harapan,
Ada cahaya kecil, di ujung lorong gelap yang terpencil.

Aku harus kuat, aku harus bertahan,
Aku harus mencari jalan keluar, sebelum senja menjelang.
Aku akan berjalan, meski lelah dan lesu,
Aku akan berjuang, meski tak ada yang mendukung, aku akan terus melangkah.

Aku akan mencari bantuan, aku akan berbicara,
Aku akan mencari solusi, aku akan menemukan jalan keluar.
Jangan menyerah, jangan putus asa,
Karena ada harapan, ada cahaya di depan, yang akan membimbingmu keluar dari kegelapan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline