Lihat ke Halaman Asli

Partai Gema dan Ki Hajar Dewantara

Diperbarui: 3 Mei 2025   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Poster Partai Gema Bangsa yang di sebar di media sosial. (Sumber: Partai Gema Bangsa)

Sebuah poster ucapan selamat Hari Pendidikan Nasional melintas di lini masa whatapps grups yang disebar oleh Partai Gema Bangsa kemarin, cukup menarik. Ada kutipan dari Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional yang cukup terkenal.

Ungkapan "Jadikan setiap tempat sekolah dan setiap orang guru" merupakan filosofi Ki Hajar Dewantara yang menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi bisa terjadi di mana saja dan dari siapa saja. Artinya, setiap orang dapat menjadi sumber ilmu dan setiap tempat dapat menjadi tempat belajar.

Filosofi Ki Hajar ini paling tidak punya empat makna penting, yaitu dorongan untuk belajar sepanjang hayat, belajar dari berbagai sumber, pelibatan semua orang dalam penyelenggaraan pendidikan, dan pendidikan itu tidak hanya di kelas atau pendidikan formal.

Belajar sepanjang hayat, tentu mengingatkan bahwa pendidikan itu bukan hanya dilakukan disaat usia sekolah dan di sekolah, namun dilakukan seumur hidup. Dalam peribahasa dikatakan, kejarlah ilmu sejak dalam buaian hingga liang lahat.

Makna lain, sumber belajar itu tidak hanya dari guru di kelas, tetapi semua orang itu juga bisa menjadi "guru" bagi orang lain.  Ilmu pengetahuan tidak hanya diperoleh dari guru di kelas, tetapi juga dari lingkungan sekitar, orang-orang yang berpengalaman, dan sumber-sumber lain seperti buku, internet, dan pengalaman hidup. Pengalaman hidup, terkadang lebih memberikan pendidikan bagi tiap orang dalam mengarungi kehidupan.

Artinya, pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di rumah, di lingkungan, dan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
Filosofi ini mengajak kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri, serta memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, termasuk dalam berpolitik.

Semakin lama, politisi idealnya belajar dari pengalaman yang sudah pernah dilakukannya dan terus melakukan perbaikan. Tidak hanya untuk langkah praktis memperoleh suara dan dukungan untuk duduk di kursi parlemen dan pimpinan pemerintahan, tetapi juga untuk memberikan inspirasi bagi peradaban bangsa dan kemanusiaan. 

Tampaknya, inilah yang dilakukan oleh para politisi di Partai Gema Bangsa. Sebagai partai baru, Partai Gema Bangsa patut diacungi jempol. Partai yang baru lahir awal tahun ini, sekarang sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum Republik Indonesia (Dirjen AHU Kemenhum) sebagai partai politik yang berbadan hukum.

Ini memperlihatkan politisi yang membidaninya bukanlah "kaleng-kaleng". Memang, orang-orang yang ada di belakang layar pendirian partai ini, bukanlah orang kemarin sore dalam dunia perpolitikan Indonesia. Ketua Umum Partai Gema Bangsa Ahmad Rofiq, sudah malang melintang sejak awal reformasi di dunia perpolitikan. 

Rofiq, pernah ikut mendirikan Partai Matahari Bangsa, Partai Nasdem dan Partai Perindo. Ia pun duduk sebagai sekjen partai-partai ini. Jadi kemampuan berorganisasi dan administrasinya, memang sudah terasah. Ia sudah tahu apa yang harus dilakukan sebuah partai politik baru. Ia sudah belajar tentang apa yang bisa dan sulit dilakukan partai politik, serta kekurangan yang ada di dalam partai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline