Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Tentang Mbah Benu Menelepon Allah

Diperbarui: 7 April 2024   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi salat Idulfitri. (kompas.com/garry lotulung)

Geger ketika Mbah Benu mengaku menelepon Allah SWT untuk mengetahui kapan Idulfitri dirayakan. Mbah Benu adalah pemimpin dari jemaah Masjid Aolia yang ada di Gunung Kidul Yogyakarta. Mereka memutuskan telah merayakan Idulfitri pada Jumat (5/4/2024).

Jadi Mbah Benu mengaku menelepon Allah SWT untuk mengetahui kapan Idulfitri. Telepon di sini, adalah kiasan. Yang intinya, Mbah Benu berkomunikasi dengan Allah SWT untuk menentukan kapan Idulfitri dirayakan. Apa yang Mbah Benu lakukan ini diamini oleh jemaah Masjid Aolia. Pasalnya, tidak sedikit yang mengikuti Mbah Benu.

Apa yang Mbah Benu lakukan untuk menentukan 1 Syawal atau Idulfitri tentu tak lazim. Sebab, lazimnya menentukan Idulfitri adalah dengan mekanisme melihat penanggalan Hijriah. Dengan melihat penanggalan, maka akan diketahui kapan Idulfitri.

Ada juga yang menentukan Idulftri dengan melihat bulan memakai alat teropong. Jika sudah dalam ukuran tertentu, maka bisa dikatakan sebagai bulan baru dan Idulfitri dirayakan.

Jadi, cara yang dilakukan Mbah Benu tentu tidak lazim seperti muslim pada umumnya. Namun, jangan pernah pula mengatakan bahwa yang tak lazim hanya Mbah Benu. Masih ada kelompok lain yang menentukan Idulfitri memakai cara yang bukan penanggalan Hijriah dan melihat bulan.

Di beberapa wilayah di Jawa Tengah ada namanya kelompok Islam Aboge. Mereka menentukan Idulfitri dan juga Ramadan dengan penanggalan Jawa versi Aboge (Alip Rebo Wage). Penanggalan Aboge ini sudah tidak dipakai oleh masyarakat Jawa secara umum. Sebab, masyarakat Jawa secara umum kini sudah memakai penanggalan Asapon (Alip Selasa Pon). Jadi, penganut Islam Aboge ini menentukan Idulfitri melalui penanggalan Jawa versi Aboge.

Adakah kelompok lain yang memiliki cara lain dalam menentukan Idulfitri? Ya bisa cari sendiri hehe.

Lalu bagaimana?

Hal yang bisa dilakukan atas perbedaan itu adalah dengan dialog. Dialog dengan baik. Dialog dengan menjelaskan tentang metode yang digunakan. Kenapa memakai ini dan apa dalilnya. Mengapa memakai itu dan apa dalilnya.

Dari dialog tersebut, bisa saja diketahui, mana pendapat yang kuat dan mana yang lemah. Tapi, dialog hanya sekadar sebagai dialog. Tidak bisa memaksakan. Karena keyakinan memang tak bisa dipaksakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline