Lihat ke Halaman Asli

Welly Eru

Penulis

Self Growth dengan Merutinkan Ibadah dan Muhasabah diri di Bulan Ramadan

Diperbarui: 7 Maret 2025   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: pixabay.com/cocoparisienne

Self Growth dengan Merutinkan Ibadah dan Muhasabah Diri di Bulan Ramadan


Aku tahu, ibarat ombak di lautan lepas, perjalanan iman setiap manusia itu ada pasang surutnya. Sekarang rajin banget beribadah, bisa jadi di waktu sibuk kita menunda dan melupakan waktu shalat. Sekarang rajin membaca Al-Qur'an, bisa jadi di waktu senggang kita malah sibuk membaca dan menilai keburukan orang lain.

Perjalanan ibadah kita menentukan kontrol diri sendiri dalam menghadapai kilauan dan hingar bingar dunia. Jika kita rajin beribadah, InsyaAllah kita akan dijauhkan dari dilema menentukan mana kemaksiatan dan mana hal yang diridhai Allah SWT. Sebaliknya, jika kita melakukan apapun tanpa melibatkan Allah, hidup kita akan terasa kehilangan petunjuk: diuji secara materi berlebih tapi salah menggunakannya, diuji dengan kekurangan materi tapi kita malah terus mengeluh ke sesama manusia. Diuji dengan kesehatan penuh tapi kita malas shalat, giliran diuji dengan waktu sakit kita baru ingat keberadaan Allah SWT.

Setan tak pernah berhenti memaparkan kilau kemaksiatan dunia yang mempesona di hadapan kita, tak pernah lengah membuat kita merasa sombong disaat ada di posisi atas, juga tak pernah gentar membuat kita mengeluh disaat dalam kesempitan.

Bersua dengan bulan Ramadan ibarat kita kedatangan tamu di perjalanan hidup kita. Tamu tersebut datang dan singgah hanya sebulan setiap tahunnya dan mengajak kita ke jalan kebaikan. Bisa saja kedatangannya tahun ini kita abaikan, justru di kedatangannya tahun depan kitanya malah tak dipertemukan lagi, selamanya. Takdir tiadalah yang bisa mengetahuinya, maka dari itu teramat penting bagi kita untuk muhasabah diri menyambut dan memperlakukan tamu kita, Bulan Ramadan.

abwe.org


Mengembangkan diri untuk urusan dunia, boleh-boleh saja selama diniatkan ibadah, seperti bekerja, memberi nafkah keluarga, berkarya dan mengembangkan bakat untuk menginspirasi kebaikan bagi orang lain. Tidak ada yang salah.

Namun jika mengembangkan diri untuk kemaksiatan, seperti mengasah skill berjudi, skill berkorupsi, skill menghujat dan menghakimi orang lain di sosmed, maka sia-sialah hidup kita yang waktunya semakin habis ini.

Self-Growth yang baik adalah mencari ridha Allah SWT, itulah yang sedang kucoba lakukan di bulan yang suci ini. Salah satunya dengan Muhasabah diri, dari yang biasanya mengisi kolom komentar postingan yang lewat dengan kata-kata kasar, hingga menjadi pribadi yang berhati-hati untuk setiap ucapan yang akan terlantun, ketikan yang akan dikirim, juga husnudzon terhadap orang lain.

Kesibukan kita menghadapi hingar-bingar dunia mungkin memang membuat kita terpesona, tapi tanpa muhasabah diri, kurasa dunia ini akan penuh dengan tumpukan sifat bernama "suudzon, iri dengki, kesombongan, hasut, hingga berakhir ain."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline